Menulis adalah salah satu dari empat
kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia selain mendengarkan, berbicara dan
membaca. Pada tulisan sebelumnya saya ungkapkan hal mengenai kemampuan membaca.
Nah untuk kali ini saya akan berbagi mengenai teman dari membaca yakni menulis
berdasarkan apa yang saya tahu. Menulis merupakan mencurahkan suatu bentuk
pemikiran kedalam bentuk tulisan. Mudahkah kita menuliskan sesuatu? Hal itu sebenarnya
tergantung dari si pelaku. Kalau prinsip saya sebagai pemula tulis saja apa
yang dalam pikiran tanpa perlu banyak pertimbangan atau alasan ini itu dan
lebih penting memproduksi satu tulisan utuh daripada tidak sama sekali. Yang terpikirkan yang tertuliskan. Kemampuan
dasar dalam menulis tidak serta merta hadir begitu saja. Perlu banyak latihan
dan kesediaan untuk rela berkorban. Salah satunya dengan rajin membaca berbagai
macam bacaan. Kegiatan membaca saling mendukung dengan kegiatan menulis. Semakin
banyak membaca buku dari berbagai macam jenis maka akan semakin banyak wawasan
bahkan ide yang bisa dituangkan kembali menjadi bentuk tulisan. Bagaimana bisa
menulis dengan baik kalau membaca saja susah ditambah malas ujungnya buntu mau
mencurahkan apa. Sebenarnya sederhananya bisa melatih kegiatan menulis dengan
tulisan ringan tentang kehidupan pribadi, membuat pantun atau puisi. Awal menulis
diawali dulu dengan tulisan ringan dan terpenting konsisten dan disiplin dalam
menulis. Tulisan ini saya buat juga sebenarnya melatih kedisiplinan saya untuk
tetap konsisten menulis minimal seminggu sekali.hehe.... Alasan saya supaya
tidak menumbuhkan akar malas kembali.
Membaca
dan menulis adalah satu paket kegiatan. Menulis tanpa membaca juga tidak akan
meningkatkan banyak ide tulisan dan sudut pandang yang beragam. Begitu juga
dengan membaca tanpa menulis,tidak tersalurkan ide-ide yang seyogyanya bisa
dibagi kepada orang lain akan menghambat keran pemikiran yang harusnya
dialirkan dalam bentuk tulisan supaya ada banyak manfaat entah itu ilmu atau
informasi dari bacaan yang dinikmati dari buku bacaan yang dibaca. Bukanlah lebih
enak berbagi (sodaqoh ilmu) daripada disimpan sendiri dan bisa menjadi sarana
sharing tentang berbagai hal. Tuangkan saja berbagai bentuk pemikiran ke dalam
tulisan agar tidak memenuhi otak. Kalau hanya ditumpuk saja hanya akan menjadi
beban yang tak tersalurkan atau sesuatu yang bermanfaat tetapi menguap begitu
saja.
Menulis memang diawal terasa berat. Mau
menulis saja bingung. Masalahnya belum terbiasa dan juga belum menjadi
kebutuhan. Ini yang juga masih saya alami. Sesuatu memang selalu berat diawal. Banyak
sekali godaannya mulai dari rasa malas lalu buat apa menulis toh tidak ada yang
baca atau mengapresiasi. Tak perlu merisaukan hal itu. Bagi saya sudah tulis
saja apa yang menjadi keinginan hati dan pikiran dari hal-hal sederhana
sehingga berbuah satu tulisan. Hal lain ada sarana untuk menyalurkan pemikiran
yang harus dimuntahkan sehingga tidak ada ganjalan dalam diri sendiri. Tidak ada
salahnya menuliskan apa yang dipikirkan daripada hanya update status di sosial
media saja hitung-hitung juga melatih otak untuk senam imajinasi. Langkah awal,
menulis saja tanpa perlu merisaukan tata bahasa atau susunan kalimat yang masih
berantakan. Nanti lama-lama hal itu bisa diatasi dengan kebiasaan dan
kekonsistenan dalam menulis. Bahasa tulis lambat laun akan tertata baik seiring
dengan makin seringnya menulis. Tapi perlu diingat juga jangan pernah untuk
melupakan kegiatan membaca. Hal ini sebagai acuan juga dalam menambah referensi
gaya bahasa dalam menulis. Beragam manfaat dari menulis pasti akan dirasakan
kalau benar-benar diniatkan. Saya juga masih belajar menyoba untuk minimal
membuat satu tulisan setiap minggunya. Saya ingin belajar konsisten terhadap
komitmen yang saya buat sendiri. Saya tidak ingin mengingkarinya. Makanya saya
menuliskan hal ini. Saya tidak ingin merajut kembali benang ruwet di otak saya.
Saya tidak mau menumpulkan pikiran dari rasa malas yang mendera. Perlu rasanya
memberikan otak wahana rekreasi yang dicurahkan dalam bentuk tulisan supaya
senantiasa pemikiran menjadi terbuka dan selalu fresh.
Menulis itu membuat bahagia.
Menulis itu menyehatkan jiwa.
Menulis itu menjadikan yang tidak ada
menjadi ada.
Menulis itu membuat hidup.
Menulis itu menyenangkan.
Menulis itu menenangkan.
Menulis itu kebutuhan.
Menulis itu obat.
Menulis itu menjadikan yang sulit
menjadi mudah.
Menulis itu pelepas penat.
Menulis itu ladang rejeki.
Menulis itu sarana berbagi.
Menulis itu pengingat diri.
Menulis itu sarana bersosialisasi.
Menulis itu lampu kehidupan.
Menulis itu menyeimbangkan.
Menulis itu .......
Ah rasanya masih banyak sekali
manfaat dari menulis yang jika dijabarkan tak berujung. Banyak sekali manfaat
dari menulis yang bisa dirasakan. Yakinlah hidupmu akan bahagia dengan menulis.
Yakinlah hidupmu akan menyenangkan dengan menulis. Yakini saja apa yang menjadi
keyakinan hatimu. Lewat tulisan kita bisa berbagi dengan sesama bahkan sampai
cucu-cucu kita kelak masih bisa menikmati tulisan kita walau kehadiran kita di
muka bumi sudah tiada.
MENULIS MEMBUAT BAHAGIA,MENULIS
MEMBUAT JIWAMU MUDA
BERBAGI SEBAGAI PENGINGAT DIRI
0 komentar:
Posting Komentar