Enjoy your life !!!





Minggu, 25 Oktober 2015

RENDAHNYA TRADISI MEMBACA DI SEKOLAH

    

   Berapa lama waktu yang disisihkan untuk sekedar mengunjungi perpustakaan sekolah? atau bagaimana kondisi perpustakaan sekolah di tempat anda belajar atau bekerja ? seringkah berkunjung atau ada manfaat dari perpustakaan yang tersedia? Pertanyaan ini merupakan salah satu keprihatinan saya sendiri ketika mengamati betapa kurang pentingnya atau dilihat sebelah mata bagaimana perpustakaan sekolah yang tersedia tidak dimanfaatkan dengan baik oleh semua warga sekolah baik guru maupun siswa. Perpustakaan hanya dianggap sebagai pelengkap fasilitas di sekolah saja. Kurang diopeni (dirawat) dan diperhatikan. Padahal banyak beragam manfaat dari perpustakaan di sekolah yang bisa digunakan. Bisa digunakan untuk sarana bertukar pikiran bersama teman dari bacaan yang dibaca,menambah wawasan dari berbagai macam bacaan yang tidak ditemui dalam buku pelajaran, sebagai sarana bagi guru untuk menambah wawasannya tidak melulu mengandalkan buku paket yang sudah usang dan tidak diperbarui. Namun semuanya masih sebatas angan-angan. Katanya buku adalah jendela dunia, tapi kalau untuk berkunjung dan sekedar membaca saja tidak pernah bagaimana mau membuka jendela? Yang ada terkurung di balik jendela.

            Realita yang terjadi dan sharing dari rekan guru di sekolah lain, memang kebanyakan perpustakaan sekolah kurang diperhatikan dalam perkembangannya. Padahal perpustakaan ini jika difungsikan dengan baik akan memberikan manfaat yang luar biasa baik untuk semua warga sekolah. Dapat digunakan untuk ajang kreativitas guru maupun siswa melalui berbagai kegiatan semacam membaca berjamaah,lomba poster,lomba baca puisi atau lomba bercerita dan kegiatan lain yang menunjang pembelajaran. Kenyataannya ruang perpustakaan kebanyakan hanya dijadikan semacam gudang untuk menumpuk buku,alat peraga, media atau poster pembelajaran yang sekiranya masih terbungkus rapi dan jarang dipakai. Sampai-sampai ruangan yang seharusnya bersih,rapi dan nyaman ini berubah menjadi berdebu,bersarang, berayap, bahkan berhantu,haha. Saya turut prihatin dengan kondisi ini di jaman sekolah saya dulu saja buku bacaan rasanya menjadi barang mewah yang kadang diperebutkan tapi sekarang dilirik saja tidak. Sepinya pengunjung, baik itu guru dan siswa rasanya sudah tidak butuh lagi bahan bacaan. Lantas bagaimana pengetahuan bertambah kalau untuk membaca saja susah. Apa yang salah dari kurangnya minat baca warga sekolah? mungkin dari pelayanan perpustakaan atau memang tradisi membaca yang masih rendah. Kalau dari faktor pelayanan perpustakaan yang kurang maksimal bisa saja karena ruang yang digunakan tidak nyaman,berdebu dan tak terawat. Hal ini bisa menjadi sebab siswa atau guru kurang tertarik mengunjungi perpustakaan. Lain hal jika perpustakaan bagus dari pelayanan dan penataan maka seharusnya siswa atau guru menjadi betah untuk mengunjunginya. Tapi ternyata hal ini tidak menjamin ada juga perpustakaan yang baik tapi juga sepi pengunjung. Sebenarnya hal yang lebih penting adalah kesadaran warga sekolah untuk memanfaatkan perpustakaan itu sendiri sehingga tradisi membaca menjadi suatu kebutuhan.

     Keprihatinan saya menimbulkan rasa penasaran, bagaimana untuk menumbuhkan minat baca siswa untuk sering berkunjung ke perpustakaan bahkan kalau bisa gurunya sekalian. Sudah jarang sekali saya lihat guru bermain ke perpustakaan untuk sekedar menyari bahan ajar tambahan atau alat peraga yang masih terbungkus rapi. Buat apa benda-benda yang hanya teronggok dan masih mulus dan perawan. Kalau bisa ngomong bahkan mereka pun mungkin menangis kenapa tak pernah dipakai atau dibaca. Buku-buku dan media pembelajaran akan menangis setiap malam karena mereka merasa tidak bermanfaat karena tidak dimanfaatkan.

Rasa penasaran ini membawa saya untuk menyoba untuk membenahi perpustakaan yang ada. Mulai dari penataan buku, ruang dan kadang saya cicil administrasi perpustakaan yang notabene saya tidak tahu. Saya belajar otodidak tentang ilmu perpustakaan karena basic saya dari keguruan. Walau untuk saat ini masih sebatas pelabelan buku dan pembuatan katalog. Tidak mudah memang memulai dari nol perlu ketekunan apalagi buku-buku di sekolah saya berjumlah ribuan dan belum tersentuh. Hasrat saya untuk menghidupkan kembali perpustakaan sekolah yang harus membawa manfaat. Eman-eman kalau menurut saya. Ini kebutuhan siswa, mereka harus diasup oleh banyak bacaan sebagai bekalnya kelak. Saya ingin menarik minat baca siswa supaya mau memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang rekreasi pikiran,pengembangan diri melalui kegiatan kreatif, dan penyaluran bakat dan minat. Memang saya akui siswa masih belum tertarik oleh bacaan-bacaan yang ada di perpustakaan. Padahal menurut saya bukunya bagus-bagus sebagai penambah wawasan mereka. Tidak hanya buku pelajaran tapi ada juga buku keterampilan-keterampilan yang bila mereka bisa praktekkan bisa meningkatkan soft skill siswa. Misalnya, buku memasak,buku membuat kerajinan dari kertas atau barang bekas dan masih banyak lagi. Kalau saya menjadi siswa sekarang alangkah beruntungnya banyak bacaan yang bagus.

          Kurangnya minat baca siswa ini menggugah saya untuk mengajak mereka untuk sering-sering pergi ke perpustakaan. Saya juga perlu berjuang berbenah supaya perpustakaan sekolah dapat dilirik oleh siswa kembali. Jadwal kunjungan dan layanan saya jalankan kembali. Pembuatan kartu perpustakaan bagi anggota saya berikan. Peminjaman buku kembali dilayani walau sampai saat ini banyak buku yang tak kembali, tapi tidak menjadi masalah yang penting mereka mau berkunjung ke perpustakaan. Semenjak hal ini saya lakukan saya libatkan siswa juga untuk membantu saya dalam mengelola perpustakaan. Saya minta bantuan beberapa anak untuk menjadi petugas pencatat peminjaman jika saya sedang tidak bisa melayani. Saya dibantu juga dalam penataan buku yang sekiranya banyak buku berantakan kemana-kemana setelah jam kunjungan. Saya lebih senang dan membiarkan rak buku berantakan daripada tertata rapi tapi tak pernah dibaca. Melibatkan siswa dalam pelayanan perpustakaan ternyata juga membawa manfaat, perpustakaan yang dulunya terkunci rapat sekarang mulai ada pengunjung walau hanya beberapa saja. Sudah patut bersyukur masih ada yang berminat memanfaatkan perpustakaan. Target saya adalah mengajak lebih banyak siswa untuk berkunjung ke perpustakaan dan membudayakan kegiatan membaca di sekolah.

Minat siswa untuk membaca sampai saat ini masih kurang. Mungkin kurang pembiasaan, bimbingan, atau kurangnya waktu. Kebanyakan siswa datang ke perpustakaan saat jam istirahat itu saja banyak dijalani dengan kegiatan mengobrol. Saat istirahat siswa juga masih tertarik bermain dengan temannya saja tapi tidak sekalipun dalam satu minggu membaca di perpustakaan. Peran guru dalam mengarahkan siswanya untuk menyari materi pembelajaran juga kurang. Gurunya saja tidak pernah berkunjung di perpustakaan bagaimana mau mengajak siswanya. Kurang dimanfaatkan bahan bacaan yang ada walau sebenarnya banyak bacaan yang menunjang siswa untuh mengeksplorasi lebih pengetahuan yang di dapat dari berbagai sumber bacaan. Ada tantangan untuk menumbuhkan budaya membaca. Perlu rasanya ada daya tarik yang harus saya rencanakan. Melibatkan siswa sebagai pengurus harian layanan sudah saya lakukan walau belum optimal.

Rencana jangka pendek saya adalah pertama tetap melakukan pelayanan peminjaman secara manual melalui pencatatan di buku, sebenarnya akan lebih enak dan cepat jika dengan sistem otomasi tapi saya rasa sdm yang ada belum mumpuni karena tidak ada pengelola yang memiliki basic dari perpustakaan. Kedua pengadaan promosi perpustakaan melalui berbagai kegiatan dengan melibatkan rekan guru yang lain semacam jam kunjungan wajib setiap kelas selama 30 menit atau 1 jam dalam sehari menurut jam kunjungan. Jam kunjungan wajib ini memang bersifat memaksa supaya ada kegiatan membaca yang dilakukan baik dikaitkan dengan pembelajaran atau diluar kegiatan tambahan. Pembiasaan untuk sekarang sekiranya harus dengan paksaan...hehehe. Rencana ketiga kegiatan pengembangan diri melalui pembuatan sinopsis cerita, lomba baca puisi dan bercerita, atau pemberian hadiah bagi siswa yang sering meminjam buku. Rencana keempat adalah pembuatan majalah dinding melalui karya-karya siswa yang dikumpulkan dan diseleksi jadi setiap bulan akan ada karya-karya yang dipajang dan akan terus berganti. Sejauh ini minat baca siswa saya amati sedikit nampak mengalami perkembangan dilihat dari peminjaman buku yang masih berjalan walau kebanyakan buku dibawa pulang dan dibaca di rumah dan baru sedikit siswa yang memanfaatkan waktu untuk membaca buku di perpustakaan saat jam kunjungan, sekiranya saya sudah bersyukur mereka masih mau datang ke tempat yang semula sepi dan tak ada aktivitas ini,haha. Semoga rencana saya untuk menarik minat dan budaya membaca siswa selama di sekolah dapat menjadi realisasi nyata untuk pengembangan diri siswa khususnya dan sekolah umumnya. Saya ingin siswa-siswa sekarang mulai melirik buku sebagai kebutuhan dan penambah wawasan mereka. Mereka menjadi antusias untuk membaca bahkan kalau bisa dengan menulis dan membuat karya nyata. Hal paling penting dulu adalah mereka sudah membudayakan tradisi membaca. Keep reading !!!

Baca buku sebagai kebutuhan, otak layaknya otot yang harus dilatih
 “A room without books is like a body without soul" 
- Marcus Jullius Cicero -

BERBAGI SEBAGAI PENGINGAT DIRI

0 komentar: