Enjoy your life !!!





Minggu, 18 Oktober 2015

HAL-HAL YANG TIDAK DISUKAI OLEH SISWA

 
        
Hidup kita pasti terasa kurang sensasi jika tidak ada orang yang membenci atau tidak menyukai. Setiap orang adakalanya tidak menyukai satu sama lain. Dalam suatu hubungan sosial masyarakat pun setiap individu yang berinteraksi ada saatnya juga beberapa pihak tidak suka dengan pihak lain yang memiliki cara pandang tersendiri. Inilah uniknya kehidupan di bumi.
Begitu juga hubungan antara guru dan siswa di sekolah. Interaksi mereka sungguh beraneka ragam. Ada yang menjaga jarak hubungan antara guru dan siswa. Ada pula yang dekat dengan siswa. Itu semua tergantung dari pilihan masing-masing. Secara umum interaksi antara guru dan siswa seharusnya berjalan dengan biasa dan normal tanpa ada masalah. Mereka selalu bertemu setiap hari mengadakan kegiatan belajar mengajar baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. interaksi itu pun seharusnya menjadikan siswa senang dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi sekarang kebanyakan siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Bisa jadi kurang suka dengan guru tertentu, tidak suka dengan pelajaran tertentu, atau cara mengajar gurunya yang tidak asik. Hal ini yang pernah saya alami ketika dulu menjadi siswa. Waktu itu beberapa hal yang tidak saya sukai diantaranya adalah cara mengajar guru yang kurang variatif. Ada juga sebab lain yang saya rasakan yakni peminatan pada pelajaran tertentu. Meski gurunya enak dalam mengajar tapi karena tidak ada minat pada pelajaran itu jadinya ya sekedarnya dalam mengikuti pelajaran tersebut dibandingkan mata pelajaran yang lebih diminati.
Nah kali ini saya akan tuliskan beberapa hal yang tidak disukai siswa berdasarkan apa yang saya rasakan dan saya alami langsung. Kebetulan saya sekarang sudah tidak menjadi siswa dan beralih fungsi menjadi guru. Hal-hal berikut ini banyak yang terjadi dan menimpa saya. Ini semua mungkin akibat saya kurang ajar dan kualat dulu saat menjadi siswa, hehe...

        1.   Mudah Marah
Lha ini sikap guru yang mudah sekali tersinggung dan naik darah. Sedikit-sedkit marah,ada waktu dimana siswa menyari perhatian, si guru langsung bereaksi dengan berteriak atau mengancam dengan hukuman. Hal ini seharusnya mulai dikurangi. Wong ya siswa itu butuh perhatian ya wajar mereka seperti itu. Trus bagaimana dengan saya? Secara saya masih minim jam terbang ya kadangkala saya juga masih bersikap begini,haha. Alangkah lebih baiknya tidak marah-marah dihadapan siswa supaya kesehatan mental siswa dan guru tetap terjaga.

       2.      Pilih Kasih
Setiap siswa ingin diberikan perhatian yang sama oleh guru. Mereka butuh perhatian selama di sekolah,hanya saja guru satu harus memerhatikan banyak siswa. Alhasil mungkin hanya beberapa siswa saja yang mendapatkan kepuasan perhatian dan kecenderungan guru yang lebih pilih kasih terhadap anak-anak yang biasanya sebagai bintang kelas atau yang dekat dengan guru. Siswa akan menganggap guru itu tak asik kalau sudah pilih kasih begini,sehingga respect mereka menjadi berkurang. Memberikan perhatian pada semua siswa tanpa pilih kasih adalah hal hebat yang harus dilakukan guru sehingga tidak ada siswa yang merasa tersisihkan.

        3.      Berpakaian Kurang Rapi
Guru dimana-mana selalu menjadi role model bagi siswanya. Setiap hari bertemu dan saling pandang. Siswa pastinya akan selalu mengamati penampilan gurunya. Sadar atau tidak siswa juga menilai penampilan  gurunya. Siswa akan suka terhadap guru yang mampu menjaga penampilannya. Pakaiannya rapi,rambutnya tertata, dan wangi pastinya siswa akan betah berlama-lama dengan gurunya. Beda dengan guru yang berpakaian ala kadarnya. Ala kadarnya ini tidak sama dengan sederhana. Siswa akan merasa kurang nyaman dengan guru yang berpakaian semrawut bajunya kisut, rambut acak-acakan bau badan lagi. Bisa jadi celaan siswa bahkan aib bagi guru itu sendiri. Jadi selalu jaga penampilan supaya siswa nempel terus,hehe.

4.      Jarang Masuk
Guru yang jarang masuk sangat merugikan siswa. Siswa merasa guru tersebut tidak sungguh-sungguh dalam memberikan ilmu dan lebih mementingkan kepentingan sendiri. Bagaimana mau disiplin siswanya,kalau gurunya saja tidak memberikan contoh kedisiplinan juga dalam hal kehadiran.

         5.    Suka Memberi PR Tanpa Mengoreksi
“Kerjakan pr hal ... sampai ...” kalimat wajib ini pasti sering terdengar menjelang pelajaran usai. Sebenarnya siswa tidak merasa keberatan oleh tugas yang diberikan karena tugas itu sebagai latihan di rumah.  Akan tetapi mereka bisa merasa sia-sia apabila guru tidak pernah mengoreksi pr yang diberikan atau mengoreksi tapi asal-asalan. Banyak siswa akan kecewa,yang semula rajin  mengerjakan menjadi malas karena semangat mereka mulai kendor. Siswa beranggapan gurunya tidak menghormati jerih payah dan keseriusannya dalam mengerjakan pr. Apalagi mereka tahu kalau pr yang diberikan tidak memengaruhi nilai rapornya. Hal ini akan berdampak siswa menjadi tidak mau mengerjakan atau mengerjakan dengan asal-asalan. Inilah pentingnya sikap apresiatif guru terhadap pr siswa. Guru harus konsisten dan mau meluangkan waktu untuk mengoreksi pr yang diberikan. Dengan begitu siswa merasa usahanya diapresiasi dengan baik oleh guru dan mereka tetap sungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap tugas yang diberikan.

       6.      Berkata Kasar
Perkataan guru adalah salah satu hal yang dinilai dan didengar siswa. Bagaimana ia bertutur kata,sopan atau kasar. Setiap ucapan yang keluar dari mulut guru harusnya disampaikan dengan lembut dan santun. Tidak sebaliknya secara kasar yang berakibat menimbulkan kebencian dan permusuhan. Siswa bisa saja membalas dengan cemoohan terhadap guru yang sering berkata kasar. Walau sering siswa membuat kejengkelan, sebagai orang yang sudah dewasa wajibnya mengendalikan setiap perkataan dan perbuatan. Guru sebagai teladan harus memberikan contoh bagaimana bersikap dan berkata secara santun.  Agama saja menganjurkan berkata yang baik,kalau tidak bisa lebih baik diam.

       7.      Suka Menyuruh
Sering lho kejadian ini terjadi. Siswa membenci gurunya karena gurunya sering menyuruh seenaknya. Kalau untuk kepentingan siswa atau bersama tidak masalah. Usahakan tidak menyuruh siswa seenaknya kalau guru tersebut masih bisa melakukan sendiri. Siswa menganggap gurunya seorang otoriter yang egois jika setiap kali menyuruh untuk kepentingan dirinya sendiri.

       8.      Menghukum Semena-mena
Jaman sekarang siswa dihukum lama-lama seperti kewajaran saja. Bahkan ada siswa yang lebih senang dihukum daripada harus mengikuti pelajaran. Guru menghukum siswa sebenarnya tidak masalah jika memang beralasan dan sebagai teguran, yang menjadi masalah kalau bentuk hukumannya sudah melecehkan harga diri siswa. Hukuman yang diberikan jangan didasari atas kebencian,permusuhan dan emosi yang tak terkendali. Berikan hukuman yang bersifat positif. Misalnya, meringkas materi pelajaran,memberikan hafalan materi,memberikan tugas tambahan dan masih banyak lagi cara yang bisa dilakukan. Walau siswa terhukum tapi ia tetap masih dihargai sehingga mereka tetap akan hormat pada guru yang memberikan hukuman.
Beda kalau diberikan hukuman tidak wajar semacam harus berdiri di depan kelas sampai bel usai hal ini justru menimbulkan benih kebencian dari siswa. Siswa akan bertindak dengan caranya sendiri. Bisa saja setiap pelajaran ia akan bertindak onar karena ia merasa pernah dilecehkan. Ingat orang yang menanam akan menuai juga. Jadi perlu menjaga stabilitas emosional dan spiritual bagi guru itu sangat penting.

9.      Cuek di dalam dan luar kelas
Sebagai manusia kita harus membumi. Begitu juga sebagai guru, harus menjaga hubungan dengan siswanya. Jangan pernah segan untuk menyapa siswa walau hanya dengan senyum,salam, dan sapaan. Dengan 3S  akan terjalin hubungan emosional yang positif antara guru dan siswa. Guru yang terlalu cuek dengan siswanya tidak akan dicintai. Siswa juga akan segan untuk berinteraksi dengan guru yang cuek. Tetap menjaga hubungan baik jangan menganggap posisi guru lebih tinggi dan tidak pantas siswa untuk bertemu bahkan berinteraksi.

10.  Susah Dimintai Tolong
Menolong siswa harus menjadi karakter kuat guru. Membantu dalam belajar, kesulitan dalam memahami tugas, menjenguk siswa yang sedang sakit. Kalau guru susah dimintai tolong dan banyak alasan ini bisa menyakiti perasaan siswa. Ada hubungan timbal balik yang harus dijalani guru dan siswa. Guru harus menghindari sikap ini. Bukankan lebih enak kalau tercipta simbiosis mutualisme diantara guru dan siswa.

Itu tadi beberapa hal yang biasanya tidak disukai siswa dari sikap guru. Sebenarnya masih banyak hal lagi yang bisa kita amati dan renungkan. Tulisan ini sebagai sarana berbagi kepada pendidik dan utamanya sebenarnya sebagai pengingat diri saya bahkan tamparan ke muka sendiri untuk menjadi guru yang lebih memerhatikan siswanya.

BERBAGI SEBAGAI PENGINGAT DIRI

1 komentar:

Unknown mengatakan...

lagi satu suka ngegosip klo ad siswa salah dikit