Hidup kita pasti terasa kurang
sensasi jika tidak ada orang yang membenci atau tidak menyukai. Setiap orang
adakalanya tidak menyukai satu sama lain. Dalam suatu hubungan sosial
masyarakat pun setiap individu yang berinteraksi ada saatnya juga beberapa
pihak tidak suka dengan pihak lain yang memiliki cara pandang tersendiri.
Inilah uniknya kehidupan di bumi.
Begitu juga hubungan antara guru dan
siswa di sekolah. Interaksi mereka sungguh beraneka ragam. Ada yang menjaga
jarak hubungan antara guru dan siswa. Ada pula yang dekat dengan siswa. Itu
semua tergantung dari pilihan masing-masing. Secara umum interaksi antara guru
dan siswa seharusnya berjalan dengan biasa dan normal tanpa ada masalah. Mereka
selalu bertemu setiap hari mengadakan kegiatan belajar mengajar baik itu di
dalam kelas maupun di luar kelas. interaksi itu pun seharusnya menjadikan siswa
senang dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi sekarang kebanyakan siswa
yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Bisa jadi kurang suka dengan
guru tertentu, tidak suka dengan pelajaran tertentu, atau cara mengajar gurunya
yang tidak asik. Hal ini yang pernah saya alami ketika dulu menjadi siswa.
Waktu itu beberapa hal yang tidak saya sukai diantaranya adalah cara mengajar
guru yang kurang variatif. Ada juga sebab lain yang saya rasakan yakni
peminatan pada pelajaran tertentu. Meski gurunya enak dalam mengajar tapi
karena tidak ada minat pada pelajaran itu jadinya ya sekedarnya dalam mengikuti
pelajaran tersebut dibandingkan mata pelajaran yang lebih diminati.
Nah kali ini saya akan tuliskan
beberapa hal yang tidak disukai siswa berdasarkan apa yang saya rasakan dan
saya alami langsung. Kebetulan saya sekarang sudah tidak menjadi siswa dan
beralih fungsi menjadi guru. Hal-hal berikut ini banyak yang terjadi dan
menimpa saya. Ini semua mungkin akibat saya kurang ajar dan kualat dulu saat
menjadi siswa, hehe...
1. Mudah Marah
Lha ini
sikap guru yang mudah sekali tersinggung dan naik darah. Sedikit-sedkit
marah,ada waktu dimana siswa menyari perhatian, si guru langsung bereaksi
dengan berteriak atau mengancam dengan hukuman. Hal ini seharusnya mulai
dikurangi. Wong ya siswa itu butuh perhatian ya wajar mereka seperti itu. Trus
bagaimana dengan saya? Secara saya masih minim jam terbang ya kadangkala saya
juga masih bersikap begini,haha. Alangkah lebih baiknya tidak marah-marah
dihadapan siswa supaya kesehatan mental siswa dan guru tetap terjaga.
2. Pilih Kasih
Setiap
siswa ingin diberikan perhatian yang sama oleh guru. Mereka butuh perhatian selama
di sekolah,hanya saja guru satu harus memerhatikan banyak siswa. Alhasil
mungkin hanya beberapa siswa saja yang mendapatkan kepuasan perhatian dan
kecenderungan guru yang lebih pilih kasih terhadap anak-anak yang biasanya
sebagai bintang kelas atau yang dekat dengan guru. Siswa akan menganggap guru
itu tak asik kalau sudah pilih kasih begini,sehingga respect mereka menjadi
berkurang. Memberikan perhatian pada semua siswa tanpa pilih kasih adalah hal
hebat yang harus dilakukan guru sehingga tidak ada siswa yang merasa tersisihkan.
3. Berpakaian Kurang Rapi
Guru
dimana-mana selalu menjadi role model bagi siswanya. Setiap hari bertemu dan
saling pandang. Siswa pastinya akan selalu mengamati penampilan gurunya. Sadar
atau tidak siswa juga menilai penampilan
gurunya. Siswa akan suka terhadap guru yang mampu menjaga penampilannya.
Pakaiannya rapi,rambutnya tertata, dan wangi pastinya siswa akan betah
berlama-lama dengan gurunya. Beda dengan guru yang berpakaian ala kadarnya. Ala
kadarnya ini tidak sama dengan sederhana. Siswa akan merasa kurang nyaman
dengan guru yang berpakaian semrawut bajunya kisut, rambut acak-acakan bau
badan lagi. Bisa jadi celaan siswa bahkan aib bagi guru itu sendiri. Jadi
selalu jaga penampilan supaya siswa nempel terus,hehe.
4. Jarang Masuk
4. Jarang Masuk
Guru yang
jarang masuk sangat merugikan siswa. Siswa merasa guru tersebut tidak
sungguh-sungguh dalam memberikan ilmu dan lebih mementingkan kepentingan
sendiri. Bagaimana mau disiplin siswanya,kalau gurunya saja tidak memberikan
contoh kedisiplinan juga dalam hal kehadiran.
5. Suka Memberi PR Tanpa Mengoreksi
“Kerjakan
pr hal ... sampai ...” kalimat wajib ini pasti sering terdengar menjelang
pelajaran usai. Sebenarnya siswa tidak merasa keberatan oleh tugas yang
diberikan karena tugas itu sebagai latihan di rumah. Akan tetapi mereka bisa merasa sia-sia
apabila guru tidak pernah mengoreksi pr yang diberikan atau mengoreksi tapi
asal-asalan. Banyak siswa akan kecewa,yang semula rajin mengerjakan menjadi malas karena semangat
mereka mulai kendor. Siswa beranggapan gurunya tidak menghormati jerih payah
dan keseriusannya dalam mengerjakan pr. Apalagi mereka tahu kalau pr yang
diberikan tidak memengaruhi nilai rapornya. Hal ini akan berdampak siswa
menjadi tidak mau mengerjakan atau mengerjakan dengan asal-asalan. Inilah
pentingnya sikap apresiatif guru terhadap pr siswa. Guru harus konsisten dan
mau meluangkan waktu untuk mengoreksi pr yang diberikan. Dengan begitu siswa
merasa usahanya diapresiasi dengan baik oleh guru dan mereka tetap
sungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap tugas yang diberikan.
6. Berkata Kasar
Perkataan
guru adalah salah satu hal yang dinilai dan didengar siswa. Bagaimana ia
bertutur kata,sopan atau kasar. Setiap ucapan yang keluar dari mulut guru harusnya
disampaikan dengan lembut dan santun. Tidak sebaliknya secara kasar yang
berakibat menimbulkan kebencian dan permusuhan. Siswa bisa saja membalas dengan
cemoohan terhadap guru yang sering berkata kasar. Walau sering siswa membuat
kejengkelan, sebagai orang yang sudah dewasa wajibnya mengendalikan setiap
perkataan dan perbuatan. Guru sebagai teladan harus memberikan contoh bagaimana
bersikap dan berkata secara santun.
Agama saja menganjurkan berkata yang baik,kalau tidak bisa lebih baik
diam.
7. Suka Menyuruh
Sering
lho kejadian ini terjadi. Siswa membenci gurunya karena gurunya sering menyuruh
seenaknya. Kalau untuk kepentingan siswa atau bersama tidak masalah. Usahakan
tidak menyuruh siswa seenaknya kalau guru tersebut masih bisa melakukan
sendiri. Siswa menganggap gurunya seorang otoriter yang egois jika setiap kali menyuruh
untuk kepentingan dirinya sendiri.
8. Menghukum Semena-mena
Jaman
sekarang siswa dihukum lama-lama seperti kewajaran saja. Bahkan ada siswa yang
lebih senang dihukum daripada harus mengikuti pelajaran. Guru menghukum siswa
sebenarnya tidak masalah jika memang beralasan dan sebagai teguran, yang
menjadi masalah kalau bentuk hukumannya sudah melecehkan harga diri siswa.
Hukuman yang diberikan jangan didasari atas kebencian,permusuhan dan emosi yang
tak terkendali. Berikan hukuman yang bersifat positif. Misalnya, meringkas
materi pelajaran,memberikan hafalan materi,memberikan tugas tambahan dan masih
banyak lagi cara yang bisa dilakukan. Walau siswa terhukum tapi ia tetap masih
dihargai sehingga mereka tetap akan hormat pada guru yang memberikan hukuman.
Beda
kalau diberikan hukuman tidak wajar semacam harus berdiri di depan kelas sampai
bel usai hal ini justru menimbulkan benih kebencian dari siswa. Siswa akan
bertindak dengan caranya sendiri. Bisa saja setiap pelajaran ia akan bertindak
onar karena ia merasa pernah dilecehkan. Ingat orang yang menanam akan menuai
juga. Jadi perlu menjaga stabilitas emosional dan spiritual bagi guru itu
sangat penting.
9. Cuek di dalam dan luar kelas
Sebagai
manusia kita harus membumi. Begitu juga sebagai guru, harus menjaga hubungan
dengan siswanya. Jangan pernah segan untuk menyapa siswa walau hanya dengan
senyum,salam, dan sapaan. Dengan 3S akan
terjalin hubungan emosional yang positif antara guru dan siswa. Guru yang
terlalu cuek dengan siswanya tidak akan dicintai. Siswa juga akan segan untuk
berinteraksi dengan guru yang cuek. Tetap menjaga hubungan baik jangan
menganggap posisi guru lebih tinggi dan tidak pantas siswa untuk bertemu bahkan
berinteraksi.
10. Susah Dimintai Tolong
Menolong
siswa harus menjadi karakter kuat guru. Membantu dalam belajar, kesulitan dalam
memahami tugas, menjenguk siswa yang sedang sakit. Kalau guru susah dimintai
tolong dan banyak alasan ini bisa menyakiti perasaan siswa. Ada hubungan timbal
balik yang harus dijalani guru dan siswa. Guru harus menghindari sikap ini.
Bukankan lebih enak kalau tercipta simbiosis mutualisme diantara guru dan
siswa.
Itu tadi
beberapa hal yang biasanya tidak disukai siswa dari sikap guru. Sebenarnya
masih banyak hal lagi yang bisa kita amati dan renungkan. Tulisan ini sebagai
sarana berbagi kepada pendidik dan utamanya sebenarnya sebagai pengingat diri
saya bahkan tamparan ke muka sendiri untuk menjadi guru yang lebih memerhatikan
siswanya.
BERBAGI SEBAGAI PENGINGAT DIRI
1 komentar:
lagi satu suka ngegosip klo ad siswa salah dikit
Posting Komentar