Sabar
Sebuah kata yang sangat sederhana tapi sebenarnya
sangat kompleks dan butuh perjuangan untuk dilakukan. Sabar itu ada batasnya,
seringkali sikap sabar ini tidak bisa kita bendung dan alhasil dapat berakibat
menjadi hal – hal yang tidak kita inginkan apabila kita menghadapi suatu
masalah atau ujian hidup. Ujung – ujungnya akan timbul penyesalan di akhir
karena kita tidak melakukan suatu hal yang disebut sabar.
Mau tahu lebih lanjut tentang yang satu
ini,,,ini ada beberapa info yang pernah saya baca
Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah
SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya
keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan:
Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak
ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad
yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan
tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.
Namun kesabaran adalah bukan
semata-mata memiliki pengertian “nrimo”, ketidak mampuan dan identik dengan
ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan
hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan
dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai
dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia
belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi
untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju
perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat
diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah
begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan
memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan
menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak
tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai
keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi
istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “Shobaro”, yang membentuk
infinitif (masdar) menjadi “shabran”. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan
dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an:
Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta
menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/
18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada
ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas
orang-orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah
sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang
ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya,
sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari
keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan,
bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan
lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar
adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur’an dan sunnah. Sehingga
sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru
orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah
kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk
berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan
umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh
Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk
berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya
yang menginginkan rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar
dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari
dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut,
adalah salah satu indikasi tidak sabar
.
Kesabaran Sebagaimana
Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur’an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan
kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW
mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu
yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah
menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk
sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah
Allah yang paling baik. Rasulullah SAW mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu
diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.”
(Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah
satu sifat sekaligus ciri orang mu’min, sebagaimana hadits yang terdapat pada
muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala
perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia
mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa
musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut
adalah baik baginya.” (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan
mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik
ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah
berfirman, “Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian
diabersabar, maka aku gantikan surga baginya.” (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para
nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin
Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah
seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap
darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena
sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri
orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari
Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang kuat
bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki
jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan
dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra
bahwa Rasulullan SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan,
sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang
menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal
tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu
keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan
kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada
Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau
kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan
datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang
harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini
sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu
lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada
Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari
Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada
Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena
secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan.
Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk
sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua
karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena
keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat
merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu
kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya’.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di
tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan
sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak
membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang
lain.
2. Sabar dalam meninggalkan
kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar,
terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah
(baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan
jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan “menyenangkan”. Dan perbuatan
maksiat identik dengan hal-hal yang “menyenangkan”.
3. Sabar dalam menghadapi ujian
dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi
ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai
dsb.
Aspek-Aspek
Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah
SAW, terdapat beberapa hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek
ataupun kondisi-kondisi seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun
aspek-aspek tersebut bukan merupakan ‘pembatasan’ pada bidang-bidang kesabaran,
melainkan hanya sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk
lebih bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara
kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering
dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk sabar
yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang
wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita tersebut menjawab,
‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa
merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian diberitahukan kepada wanita
tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia
mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian
ia berkata kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau
wahai Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sabar itu terdapat
pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi
musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi
musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk
menghadapinya).” HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap
amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya)
sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang
memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam
kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan &
kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari
kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai Rasulullah, engkau mengangkat
(memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan
kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku
‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka
bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak). (HR.
Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial
dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang muslim
apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak
negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak
berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka.
(HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya
kehidupan dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan
himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya
pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).
Kiat-Kiat untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti’jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang
seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak
negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak
maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah
kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna
meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan
niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya
untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya
kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak
tilawah (baca; membaca) al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore
ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai
perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur’an
merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada
Allah.
3. Memperbanyak
puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi
hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga
merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun
Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha
secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang
cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat
kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan
untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti’jal), memiliki
prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal.
Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat “amalan”
seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 :
105)
6. Perlu
mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti
ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari
pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan
sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca
kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh
Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut
dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
Nah dari hal – hal diatas yang telah
dipaparkan sejatinya setiap orang memiliki kesabaran walau berbeda – beda kadar
kemampuannya, namun hal ini dapat dilatih dengan kita dapat me manajemen diri
untuk selalu sabar dan melakukan segala sesuatu untuk beribadah kepada Alloh
SWT, maka daritu marilah kita berlomba –lomba dalam kebaikan. Mari jadikan diri
kita pribadi yang tangguh sabar dan bermanfaat bagi orang lain...wassalam
0 komentar:
Posting Komentar