Berapa lama waktu yang disisihkan
untuk sekedar mengunjungi perpustakaan sekolah? atau bagaimana kondisi
perpustakaan sekolah di tempat anda belajar atau bekerja ? seringkah berkunjung
atau ada manfaat dari perpustakaan yang tersedia? Pertanyaan ini merupakan salah
satu keprihatinan saya sendiri ketika mengamati betapa kurang pentingnya atau
dilihat sebelah mata bagaimana perpustakaan sekolah yang tersedia tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh semua warga sekolah baik guru maupun siswa.
Perpustakaan hanya dianggap sebagai pelengkap fasilitas di sekolah saja. Kurang
diopeni (dirawat) dan diperhatikan. Padahal banyak beragam manfaat dari
perpustakaan di sekolah yang bisa digunakan. Bisa digunakan untuk sarana
bertukar pikiran bersama teman dari bacaan yang dibaca,menambah wawasan dari
berbagai macam bacaan yang tidak ditemui dalam buku pelajaran, sebagai sarana
bagi guru untuk menambah wawasannya tidak melulu mengandalkan buku paket yang
sudah usang dan tidak diperbarui. Namun semuanya masih sebatas angan-angan.
Katanya buku adalah jendela dunia, tapi kalau untuk berkunjung dan sekedar
membaca saja tidak pernah bagaimana mau membuka jendela? Yang ada terkurung di
balik jendela.
Realita
yang terjadi dan sharing dari rekan guru di sekolah lain, memang kebanyakan perpustakaan
sekolah kurang diperhatikan dalam perkembangannya. Padahal perpustakaan ini
jika difungsikan dengan baik akan memberikan manfaat yang luar biasa baik untuk
semua warga sekolah. Dapat digunakan untuk ajang kreativitas guru maupun siswa
melalui berbagai kegiatan semacam membaca berjamaah,lomba poster,lomba baca
puisi atau lomba bercerita dan kegiatan lain yang menunjang pembelajaran. Kenyataannya
ruang perpustakaan kebanyakan hanya dijadikan semacam gudang untuk menumpuk
buku,alat peraga, media atau poster pembelajaran yang sekiranya masih
terbungkus rapi dan jarang dipakai. Sampai-sampai ruangan yang seharusnya bersih,rapi
dan nyaman ini berubah menjadi berdebu,bersarang, berayap, bahkan
berhantu,haha. Saya turut prihatin dengan kondisi ini di jaman sekolah saya
dulu saja buku bacaan rasanya menjadi barang mewah yang kadang diperebutkan
tapi sekarang dilirik saja tidak. Sepinya pengunjung, baik itu guru dan siswa
rasanya sudah tidak butuh lagi bahan bacaan. Lantas bagaimana pengetahuan bertambah
kalau untuk membaca saja susah. Apa yang salah dari kurangnya minat baca warga
sekolah? mungkin dari pelayanan perpustakaan atau memang tradisi membaca yang
masih rendah. Kalau dari faktor pelayanan perpustakaan yang kurang maksimal
bisa saja karena ruang yang digunakan tidak nyaman,berdebu dan tak terawat. Hal
ini bisa menjadi sebab siswa atau guru kurang tertarik mengunjungi
perpustakaan. Lain hal jika perpustakaan bagus dari pelayanan dan penataan maka
seharusnya siswa atau guru menjadi betah untuk mengunjunginya. Tapi ternyata
hal ini tidak menjamin ada juga perpustakaan yang baik tapi juga sepi
pengunjung. Sebenarnya hal yang lebih penting adalah kesadaran warga sekolah
untuk memanfaatkan perpustakaan itu sendiri sehingga tradisi membaca menjadi
suatu kebutuhan.
Keprihatinan
saya menimbulkan rasa penasaran, bagaimana untuk menumbuhkan minat baca siswa
untuk sering berkunjung ke perpustakaan bahkan kalau bisa gurunya sekalian.
Sudah jarang sekali saya lihat guru bermain ke perpustakaan untuk sekedar
menyari bahan ajar tambahan atau alat peraga yang masih terbungkus rapi. Buat
apa benda-benda yang hanya teronggok dan masih mulus dan perawan. Kalau bisa
ngomong bahkan mereka pun mungkin menangis kenapa tak pernah dipakai atau
dibaca. Buku-buku dan media pembelajaran akan menangis setiap malam karena
mereka merasa tidak bermanfaat karena tidak dimanfaatkan.
Rasa penasaran ini membawa saya untuk
menyoba untuk membenahi perpustakaan yang ada. Mulai dari penataan buku, ruang
dan kadang saya cicil administrasi perpustakaan yang notabene saya tidak tahu.
Saya belajar otodidak tentang ilmu perpustakaan karena basic saya dari
keguruan. Walau untuk saat ini masih sebatas pelabelan buku dan pembuatan
katalog. Tidak mudah memang memulai dari nol perlu ketekunan apalagi buku-buku
di sekolah saya berjumlah ribuan dan belum tersentuh. Hasrat saya untuk
menghidupkan kembali perpustakaan sekolah yang harus membawa manfaat. Eman-eman
kalau menurut saya. Ini kebutuhan siswa, mereka harus diasup oleh banyak bacaan
sebagai bekalnya kelak. Saya ingin menarik minat baca siswa supaya mau
memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang rekreasi pikiran,pengembangan diri
melalui kegiatan kreatif, dan penyaluran bakat dan minat. Memang saya akui
siswa masih belum tertarik oleh bacaan-bacaan yang ada di perpustakaan. Padahal
menurut saya bukunya bagus-bagus sebagai penambah wawasan mereka. Tidak hanya
buku pelajaran tapi ada juga buku keterampilan-keterampilan yang bila mereka
bisa praktekkan bisa meningkatkan soft skill siswa. Misalnya, buku memasak,buku
membuat kerajinan dari kertas atau barang bekas dan masih banyak lagi. Kalau
saya menjadi siswa sekarang alangkah beruntungnya banyak bacaan yang bagus.
Kurangnya
minat baca siswa ini menggugah saya untuk mengajak mereka untuk sering-sering
pergi ke perpustakaan. Saya juga perlu berjuang berbenah supaya perpustakaan
sekolah dapat dilirik oleh siswa kembali. Jadwal kunjungan dan layanan saya
jalankan kembali. Pembuatan kartu perpustakaan bagi anggota saya berikan.
Peminjaman buku kembali dilayani walau sampai saat ini banyak buku yang tak
kembali, tapi tidak menjadi masalah yang penting mereka mau berkunjung ke
perpustakaan. Semenjak hal ini saya lakukan saya libatkan siswa juga untuk
membantu saya dalam mengelola perpustakaan. Saya minta bantuan beberapa anak
untuk menjadi petugas pencatat peminjaman jika saya sedang tidak bisa melayani.
Saya dibantu juga dalam penataan buku yang sekiranya banyak buku berantakan
kemana-kemana setelah jam kunjungan. Saya lebih senang dan membiarkan rak buku
berantakan daripada tertata rapi tapi tak pernah dibaca. Melibatkan siswa dalam pelayanan
perpustakaan ternyata juga membawa manfaat, perpustakaan yang dulunya terkunci
rapat sekarang mulai ada pengunjung walau hanya beberapa saja. Sudah patut
bersyukur masih ada yang berminat memanfaatkan perpustakaan. Target saya adalah
mengajak lebih banyak siswa untuk berkunjung ke perpustakaan dan membudayakan
kegiatan membaca di sekolah.
Minat siswa untuk membaca sampai saat
ini masih kurang. Mungkin kurang pembiasaan, bimbingan, atau kurangnya waktu.
Kebanyakan siswa datang ke perpustakaan saat jam istirahat itu saja banyak
dijalani dengan kegiatan mengobrol. Saat istirahat siswa juga masih tertarik
bermain dengan temannya saja tapi tidak sekalipun dalam satu minggu membaca di
perpustakaan. Peran guru dalam mengarahkan siswanya untuk menyari materi
pembelajaran juga kurang. Gurunya saja tidak pernah berkunjung di perpustakaan
bagaimana mau mengajak siswanya. Kurang dimanfaatkan bahan bacaan yang ada
walau sebenarnya banyak bacaan yang menunjang siswa untuh mengeksplorasi lebih
pengetahuan yang di dapat dari berbagai sumber bacaan. Ada tantangan untuk
menumbuhkan budaya membaca. Perlu rasanya ada daya tarik yang harus saya
rencanakan. Melibatkan siswa sebagai pengurus harian layanan sudah saya lakukan
walau belum optimal.
Rencana jangka pendek saya adalah pertama tetap melakukan
pelayanan peminjaman secara manual melalui pencatatan di buku, sebenarnya akan
lebih enak dan cepat jika dengan sistem otomasi tapi saya rasa sdm yang ada
belum mumpuni karena tidak ada pengelola yang memiliki basic dari perpustakaan.
Kedua pengadaan promosi perpustakaan melalui berbagai kegiatan dengan
melibatkan rekan guru yang lain semacam jam kunjungan wajib setiap kelas selama
30 menit atau 1 jam dalam sehari menurut jam kunjungan. Jam kunjungan wajib ini
memang bersifat memaksa supaya ada kegiatan membaca yang dilakukan baik
dikaitkan dengan pembelajaran atau diluar kegiatan tambahan. Pembiasaan untuk
sekarang sekiranya harus dengan paksaan...hehehe. Rencana ketiga kegiatan
pengembangan diri melalui pembuatan sinopsis cerita, lomba baca puisi dan
bercerita, atau pemberian hadiah bagi siswa yang sering meminjam buku. Rencana
keempat adalah pembuatan majalah dinding melalui karya-karya siswa yang
dikumpulkan dan diseleksi jadi setiap bulan akan ada karya-karya yang dipajang
dan akan terus berganti. Sejauh ini minat baca siswa saya amati sedikit nampak
mengalami perkembangan dilihat dari peminjaman buku yang masih berjalan walau
kebanyakan buku dibawa pulang dan dibaca di rumah dan baru sedikit siswa yang
memanfaatkan waktu untuk membaca buku di perpustakaan saat jam kunjungan,
sekiranya saya sudah bersyukur mereka masih mau datang ke tempat yang semula
sepi dan tak ada aktivitas ini,haha. Semoga rencana saya untuk menarik minat
dan budaya membaca siswa selama di sekolah dapat menjadi realisasi nyata untuk
pengembangan diri siswa khususnya dan sekolah umumnya. Saya ingin siswa-siswa
sekarang mulai melirik buku sebagai kebutuhan dan penambah wawasan mereka.
Mereka menjadi antusias untuk membaca bahkan kalau bisa dengan menulis dan
membuat karya nyata. Hal paling penting dulu adalah mereka sudah membudayakan
tradisi membaca. Keep reading !!!
Baca buku sebagai kebutuhan, otak
layaknya otot yang harus dilatih
“A room without books is like a body without
soul"
- Marcus Jullius Cicero -
BERBAGI SEBAGAI PENGINGAT DIRI