CERITA PPL SD
N PULUTAN 01 SALATIGA
SURVEI TKP PPL
Sabtu, 8 September 2012
Memulai awal perjalanan saya sebagai calon guru, saya dan teman –teman seperjuangan yakni
mahasiswa PGSD UKSW angkatan 2009 yang untuk saat ini sebagai MABA(mahasiswa
bangkotan yang uzur) mahasiswa tingkat akhir yang mulai sok sibuk dengan
aktivitasnya hari ini mungkin sebagian dari kami mulai melakukan survei menuju
tkp tempat ppl dimana kami ditempatkan. Satu hari sebelumnya kami semua
mendapatkan pembekalan dari progdi terkait dengan sosialisasi dan pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang akan dilaksanakan mulai tanggal 10
September 2012 serta pembagian kelompok
dan sd tempat kita akan belajar banyak hal. Oyapz,kebetulan sekali kelompok ppl
ku adalah teman –teman kelas sendiri teman –teman kelas G dengan jumlah 8 orang
termasuk saya ditambah 1 teman dari Kalimantan yang daftarnya menyusul, team
ppl ku mereka adalah Yoga, Eko m, Andri, Vita, Yohana, Dwi lestari, Ani, dan
Riandhi Pastalu.
Hari ini kami melakukan survei ke SD N PULUTAN 01 tanpa kehadiran dwi dan
yohana dengan maksud dan tujuan untuk mengetahui letak sd dan memastikan jadwal
penyerahan mahasiswa kepada pihak sekolah sekaligus bersilaturahim dengan pihak
sekolah sembari melihat keadaan sekitar sekolah yang akan kita tempati selama
kurang lebih 3 bulan. Tiba di sekolah yang dimaksud, kesan pertama saya adalah
sekolahnya sempit dan sepi,,,hehehe...kebetulan kami sampai disana sudah agak
siang sekitar pukul 10 dan bebarengan dengan adanya gerak jalan yang diikuti
murid –murid sd tersebut. Sampai di kantor guru kita disambut oleh beberapa
guru kami saling bersalaman dan berkenalan. Pak Juhartono beliau adalah Kepala
Sekolah nya. Setelah kami dipersilakan duduk Yoga menyampaikan maksud
kedatangan kami ke sd, Pak Juhartono menerima kedatangan kami dengan hangat dan
ramah layaknya kawan sendiri. Beliau sepertinya berjiwa muda dari caranya
berbicara dan berinteraksi dengan kami sehingga kami bisa rileks dan tidak
canggung. Satu persatu dari kami ditanyai mengenai asal, tempat tinggal, dulu
SMA dimana nilainya berapa, sampai IPK
juga ditanyakan. Karena seperti yang saya bilang beliau juga senang bercanda,
aku menjadi korban pertama yang digarapi ( read: investigasi) pertanyaan yang
dilontarkan memaksa saya untuk menyeritakan ingatan masa lalu,hehehe dari
kenapa saya daftar PGSD kok tidak yang lain atau kuliah di luar UKSW, jawaban –
jawaban yang aku lontarkan seakan –akan sangat berat untuk saya
keluarkan,,hahaha....terus ditambah apakah saya menyenangi untuk menjadi guru
SD sampai sekarang,,,?hawa menjadi semakin gerah,,,aku menjawab untuk saat ini
saya memantapkan diri untuk mengabdi menjadi calon guru sd karena dengan banyak
alasan yang saya dapat setelah 3 tahun ini mengarungi dunia perkuliahan.
Insyaallah saya mantapkan diri ini,,,amin.
Setelah semua kebagian jatah di
wawancarai oleh beliau perbincangan kami diakhiri dengan pengarahan bahwa
mahasiswa bisa datang ke Sd mulai hari senin untuk mengikuti upacara bendera
sekaligus perkenalan mahasiswa dengan warga sekolah. Setelah itu kami
melanjutkan kegiatan observasi melihat – lihat sekitar sekolah. Wow tidak
seperti kesan pertama yang aku kira sd nya sempit ternyata di belakang masih
ada perpustakaan dan mushola. Perpustakaannya cukup luas letaknya ada dibawah
karena tanah di daerah ini miring. Guru yang mendampingi kami saat itu adalah
Pak Ibnu guru kelas 6. kami nantinya akan menggunakan perpus sebagai ruang
kerja team ppl. Perpus tidak terawat dengan baik, banyak debu dan terlihat
lamat –lamat yang menghiasi ternit. Sepertinya tempat ini memang jarang
dipakai. Kami selama di perpus mendapat perbincangan privat dengan beliau mulai
dari kondisi sekolah, murid, dan lingkungan sekitar. Pak Ibnu memberikan
gambaran dimana selama ia mengabdi di SD ini. Menurut saya ia sosok yang penuh
tanggung jawab, keras, disiplin, dan mungkin salah satu guru yang membanggakan
di SD ini dengan manuver –manuver yang ia lakukan selama mengabdi misalnya saja
ia memberlakukan jam malam untuk belajar bagi siswa kelas 6 mulai pukul 18.00 –
20.00 tanpa dipungut biaya apapun. Hal ini mungkin salah satu cara beliau untuk
meningkatkan kemampuan dan semangat belajar siswa. Beliau juga menjelaskan
bahwa sebagai seorang guru kita dihadapkan akan dua pilihan yakni surga dan
neraka. Surga dan neraka? Kenapa bisa demikian, pertama kita akan mendapat
surga apabila kita mengajarkan akan hal- hal yang benar kepada murid dan
mengajar merupakan salah satu bentuk ibadah dalam bentuk menyalurkan ilmu yang
bermanfaat yang kelak balasan tersebut kita terima di akhirat. Bagaimana bisa
kita mendapat neraka?yak mengajarkan sesuatu yang salah adalah sama dengan menurunkan
dosa kelak ke depan. Salah saja kita dalam memberikan pengetahuan kepada siswa
akan menjadi bencana apalagi dalam pemahaman suatu konsep karena untuk
tingkatan ini kita sebagai guru mengajarkan hal – hal yang paling mendasar dulu
yang mesti dipahami siswa dengan benar. Jadi menjadi guru itu memang harus hati
– hati juga. Bukan maksud untuk mencari kesempurnaan tapi sebagai manusia pasti
akan ada kesalahan –kesalahan yang tejadi, itu wajar setidaknya dapat di
minimalisir. Setelah puas bercerita pak
Ibnu sepertinya haus,,lhoh,,hehehe...maka ia mengakhiri ceritanya dan
mengarahkan kami supaya mengatur sendiri ruangan. Oh ya sepertinya team kami
akan mendapatkan sedikit pembenahan untuk mengatur ruangan perpus supaya kami
nyaman untuk menempati,,kami putuskan untuk menata ruang pada senin saja karena
hari sudah siang. Setelah berpamitan kami meninggalkan Sd dan makan bersama di
Alun –alun Pancasila untuk membahas kelanjutan kerja tim dan apa saja yang dipersiapkan.....
WELCOMING PPL 2012
Hari 1
Senin 10 September 2012
Akhirnya setelah sekian lama sejak 3 tahun yang lalu, aku bisa merasakan
mengikuti upacara bendera lagi. Kali ini aku dan team ppl sudah mulai terjun ke
Sd dengan anggota team yang lengkap. Guru –guru dan murid – murid SDN Pulutan 1
sudah mulai menempatkan diri. Sedikit aneh karena sudah lama aku tidak
merasakan upacara lagi. Terlihat sekitar 80 an murid berbaris rapi, di depan terlihat pemimpin upacara dengan
sosok seorang perempuan kecil dan suaranya keras yang bersiap melaksanakan
tugas. Entah anak kelas berapa tapi yang jelas sepertinya ia anak yang berani
dan penuh ekspresi terlihat dari raut wajahnya. Aku mengamati sekeliling sekolah
dan suasana upacara kali ini. Terlihat siswa – siswanya diam dan terlihat
anteng walau hanya beberapa saja yang tidak serius mengikuti upacara. Sekitar
40 menit berdiri akhirnya upacara telah selesai dilaksanakan. Tidak seperti
biasanya anak – anak tidak langsung masuk ke kelas mereka disuruh tinggal di
lapangan oleh pak Ibnu. Satu persatu dari kami mulai mengenalkan diri kepada
semua siswa,s etelah selesai kami balik menuju ruang kerja di perpus. Seperti yang
telah direncanakan hari sabtu agenda kami tim ppl hari ini adalah membersihkan
dan menata ruang perpustakaan yang masih amburadul dan berdebu. Hampir dua jam
aku dan teman – teman berkutat dengan debu di dalam ruangan yang mengakibatkan
hidungku yang sensitif mulai berulah, bersin –bersin pun tak terhindarkan. Sepertinya
akan kembali pilek karena serangan debu ini. Tampak banyak murid sekarang
menghampiri perpus karena kehadiran makhluk asing sejenis kami yang tiba – tiba
datang dan akan menempati tempat ini selama 3 bulan ke depan. Anak – nak sepertinya
mulai ingin dekat dengan kami, terlihat sosok pemimpin upacara tadi yang
ternyata bernama Ana siswa kelas 4 yang super sekali cerewetnya. Tidak itu saja
ternayat teman Ana juga banyak yang demikian. Sedikit demi sedkit aku mulai
mengenal beberapa anak yang menurutku punya karakterisitik yang unik. Anak –
naki inilah yang paling mudah untuk dihafal. Tak terasa kelar beres - beresnya dan
perpus juga sudah nyaman kami menunggu Dosen pembimbing kami yakni Pak Ridha yang
rencana akan datang pukul 10.00 untuk menyerahkan kami ke pihak sekolah secara
resmi. Penyerahan mahasiswa PPL berlangsung di Perpustakaan pihak sekolah
diwakili oleh Pak Kepala Sekolah Bapak Juhartono dan Ibu Christina sedangkan
dari UKSW oleh Pak Ridha. Akhirnya resmi juga kami diserahkan dan pak Ridha
berpesan kepada kita supaya selam kita mengabdi disini harus menjaga nama bak
almamater dan melakukan semua kegiatan dengan sepenuh hati. Kegiatan penyerahan
usai kami melanjutkan aktivitas kembali dengan diskusi kelompok PPL untuk
menentukan ketua yang disepakati adalah Yoga, sekretaris vita, dan bendahara
Andri serta seragam yang akan kita gunakan selam PPL bahwa disepakati untuk
menggunakan batik seragam juga. Tepat pukul 13.00 kami berpamitan kepada guru –
guru karena kami masih akan ada kuliah lagi setelah PPL
Hari 2
Selasa 11 September 2012
Hari telah berganti dan saya sepertinya akan terbiasa untuk bangun pagi
lagi karena PPl ini.sepertinya belum banyak kegiatan yang akan aku dan teman
-teman lakukan selama satu minggu ini karena masih dalam tahap mengenal situasi
dan kondisi dan adaptasi dengan lingkungan baru. Bel telah berbunyi kami naik ke atas menuju
ruang guru untuk sekedar kepo apa tugas yang akan kita lakukan hari ini. Sampai
di ruang guru kami menyalami beberapa guru yang ada dan bertemu dengan Pak
Juhartono yang telah membawa gulungan plastik besar entah untuk apa. Beliau mengatakan
tugas kami hari ini adalah menyampuli buku di perpustakaan dan kegiatan
observasi kelas dimulai besok. Walah buku segitu banyaknya padahal banyak yang
belum disampuli. Pasti akan sangat lelah sekali. Pak Tono bilang kalo yang
disampuli yang sudah ada labelnya saja. Alhamdulilllah ternayata masih banyak
buku yang belum diberi label kami setidaknya tertolong dari menyampuli buku satu
perpus.kami pilah –pilah buku yang sudah ada labelnya dan kami mulai kerjakan.
Selesai juga pekerjaan kami selama tiga jam. Kami leyeh –leyeh dan mulai basa
basi cerita ngalor ngidul untuk melepas rasa lelah sekaligus mulai berpikir
keras lagi saat teman –teman mengajak untuk menyusun jadal mengajar individu
yang nantinya dikumpulkan jadi satu. Setelah di rekap jadi satu oleh beberapa
anak yang sudah menyetor jadwalnya banyak yang bentrok . Daripada makin pusing
kami menyuruh sekretaris untuk menyusun jadwalnya di rumah. Agenda kami hari
ini adalah di akhiri dengan survei kain untuk seragam PPL di toko kain Klewer.
Hari 3
Rabu 12 September 2012
Hari ini adalah jadwal kami dalam melakukan observasi mengajar ke kelas –
kelas. Setelah menemui kepala sekolah kami disarankan untuk masuk ke ruangan kelas rendah ( 1-3 ). Team
dibagi menjadi tiga untuk memasuki kelas masing – masing yang telah ditentukan.
Aku mendapat jatah mengobservasi kelas 3 bersama Yohana dan eko . Karena guru
yang mengampu jam pertama belum hadir maka kami memasuki ruang kelas 1 dan 2.
Aku8 dan eko memasuki ruang kelas 1 yang sebelumnya ada dwi, yoga, dan andri.
Kelas terlihat makin banyak karena kehadiran kami berlima. Yak murid kelas satu
berjumlah 6 orang dengan tatanan meja berbentuk U dan Ibu Christina adalah wali
kelas tersebut. Karena murid yang berjumlah sedikit itu saya bisa hafal nama
–nama mereka yakni Bagus ( anak yang periang, paling aktif dikelas, mirip Ozan
dalam tayangan sketsa Trans TV menurut teman saya eko, dan anak yang tidak naik
kelas dua kali setelah saya telusuri
lebih dalam,,hehehe), Anggun ( teman yang paling dekat dengan bagus, pemalu,
dan giginya gigis ), ,alif ( perawakannya kurus kering, pendiam, suka tidak
fokus dan mainan sesuatu di laci meja ), Maulida ( gadis cilik berjilbab,
pendiam, pemalu, suaranya kecil). Nah pelajaran dimulai Ibu guru mengajak
bernyanyi anak – anak . kami sebagai observer menyoba untuk mengenal situasi
kelas dan bagaimana guru dalam menyampaikan pelajaran. Ada beberapa hal yang
harus diketahui bahwa dalam mengajar ini guru lebih banyak seperti bercerita
berinteraksi lebih dekat dengan siswa dengan bahasa yang lembut dan sopan supaya
siswa dapat antusias dan tidak takut dalam menerima pelajaran. Serius tapi
santai seperti berbincang – bincang. Kesempatan inilah kami gunakan untuk
mengetahui keadaan kelas bagaimana nantinya saat kita akan mengajar dan
berinteraksi dengan anak kelas 1. Pelajaran pada jam ini agak cepat karena ada
pemeriksaan kesehatan dari dinas kesehatan. Anak – anak diperiksa kondisi mata
telinga dan gigi serta diberi imunisasi satu demi satu. Terlihat sosok Bagus
yang sepertinya sangat takut untuk di suntik. Ia menepi di sudut ruangan sambil
memegangi bahunya. Beberapa anak menangis saat disuntik mungkin mereka takut
dengan jarum dan menahan rasa sakit yang dirasakan. Tapi kali ini Bagus aman
karena sebelumnya ia sudah pernah di vaksinasi. Setelah pemeriksaan murid –
murid beristirahat dan kami kembali ke perpustakaan untuk sekedar sarapan
makanan ringan. Agenda kami selanjutnya adalah mengamati kelas tinggi ( 4-6 ).
Nah ini.. aku, Yohana , dan Yoga kebagian jatah kelas 4 yang notabene kelas
yang paling dekat dengan kami mahasiswa ppl. Kelas yang rame dengan murid-
muridnya yang bisa dibilang supel –supel. Kami memasuki ruangan yang di ampu
oleh bu Siti Wahyuni dengan siswa berjumlah 11 orang yakni Figo anaknya gendut
dan bikin gemes, Ifan dan Jefri ini anak setipe
dan sama – sama doyan ngoceh , Ana aku kasih predikat miss cerewet, Della, Salsa, Rika, Ryan yang saat itu tidak masuk karena sakit, Rifal, Afid,
dan Laskar anak unik yang setiap kali bertemu selalu minta salaman. Aku kenal
semua murid kelas 4 dan predikat murid
paling heboh adalah ana dan jefri yang cerewetnya minta ampun. kali ini kami
menjadi observer kembali dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kali ini mungkin aku
akan membedakan bagaimana mengajar kelas rendah dan kelas tinggi. Pelajaran
dimulai dengan membaca sebuah artikel secara bersamaan. Setelah itu satu
persatu disuruh untuk membaca. Timbul kebosanan dari kami observer karena
bacaan yang sama dan diulang –ulang oleh masing – masing siswa. Namun hal itu
dilakukan guru dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan masing - masing siswa
dalam membaca. Dibalik itu ada hal lucu yang terjadi, beberapa siswa selalu
salah dalam membaca sebuah kata yang seharusnya diucapkan “medali” tapi yang
keluar dari mulut malah “mendali” hal itu terus terulang berkali –kali,,,haha
mungkin sudah kebiasaan lidah jadi susah untuk diubah. Ada juga kesalahan siswa
dalam mengucapkan kata – kata sukar yang belum dimengerti apalagi dalam bahasa
Inggris yang diucapkan dengan ilat jowo jadi terasa lucu didengar. Kelas ini
memang kondusif murud- muridnya antusias dalammenerima pelajaran walau
terkadang ada yang bermain sendiri. Pelajaran telah usai saatnya kami kembali
ke perpustakaan. Di perpustakaan ternyata sudah ada pak kepala sekolah yang sibuk
mengerjakan sesuatu. Kami berbincang –bincang untuk melanjutkan menyusun jadwal
mengajar yang masih belum kelar. Ternayata eh ternyata setelah seorang teman ku
mengintip apa yang dikerjakan oleh pak kepala sekolah,,,wuiddihhhh jadwal yang kita susun sedemikian rupa mau
tak mau harus masuk tong sampah karena beliau sudah membikinkan jadwal untuk
kita yang selanjutnya nanti akan kita gunakan untuk konsultasi dan mengajar
dengan guru pamong. Ya mau gimana lagi kami harus mematuhi kebijakan beliau dan
kami diberikan informasi mengenai agenda kami hari besok...
0 komentar:
Posting Komentar