Bosan dan malas adalah dua hal yang
pastinya sering terdengar bahkan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Bosan
lebih pada hal dimana suatu kegiatan dilakukan secara berulang-ulang yang
menjadi sebuah rutinitas sehingg menimbulkan rasa jenuh. Tapi bosan dalam
konteks ini jangan dimasukkan ke dalam bosan semisal bosan hidup, bosan makan,
bosan minum,hehe. Bisa-bisa kalau sampai bosan hidup malah bahaya sekali. Adakah
yang bosan makan dan bosan minum? Kalau hal ini terjadi ini sudah indikasi atau
gejala untuk bosan hidup. Wajar memang kalau seseorang mengalami yang namanya
rasa bosan dalam menjalani rutinitas. Sesuatu yang penting bagaimana kita dapat
mengalihkan rasa bosan yang muncul dengan kegiatan baru. Lalu bagaimana dengan
malas? Malas kurang lebih merupakan keadaan dimana kita masih enggan untuk
melakukan suatu hal pada saat itu juga bisa dikerjakan, tapi karena suatu sebab
hal itu bisa ditunda atau bahkan tidak untuk dikerjakan.
Dua hal ini yakni bosan dan malas
merupakan dua hal negatif yang bersemayam dalam diri seseorang dan dalam
hitungan sekejap pun dapat muncul seketika. Dua hal ini bisa sangat merugikan
diri sendiri apabila rasa bosan itu muncul tanpa adanya tindakan untuk
mengantisipasi. Misalnya seseorang yang sedang bosan dengan pekerjaannya di
kantor bisa saja mengambil cuti berlibur untuk sekedar mengalihkan pikirannya
sejenak dari kejenuhan selama bekerja, sehingga saat nanti mulai bekerja lagi
pikirannya kembali fresh dan bahkan produktivitasnya lebih meningkat. Jadi dalam
hal ini yang perlu dilakukan adalah mengalihkan kebosanan lewat kegiatan lain
yang positif sehingga rasa bosan tak hinggap setiap waktu. Kalau untuk hal
kedua yakni malas, rasa negatif ini juga racun bagi pikiran kita yang
senantiasa hadir di setiap kesempatan yang ada. Di setiap waktu secara cepat
rasa malas akan cepat hadir. Ada kesempatan ada jalan masuk. Semisal di akhir
pekan setelah rutinitas bekerja dan dirasa selama itu waktu tidur berkurang,
seseorang ingin balas dendam dengan tidur sepuasnya dan malas untuk bangun pagi
seperti biasanya. Mungkin dirasa mumpung libur bisa bermalas-malasan, bisa
bangun siang,tak perlu olahraga,tak terikat waktu untuk melakukan suatu hal,
atau bahkan bisa menunda kegiatan yang mestinya bisa dilakukan saat itu juga.
Sumber dari kerugian itu adalah rasa
malas. Tidak ada rasa malas yang menguntungkan. Malas hanya menimbulkan
kenikmatan sesaat tapi akibat dari malas lebih dahsyat dari nikmat sesaat itu. Pastinya
akan merugi. Pada kasus seseorang yang bermalas-malasan pada akhir pekan
tersebut banyak kerugian yang dialami seperti terganggunya siklus bangun dan
nanti berimbas ke waktu tidur seseorang yang bergeser tidak sesuai dengan
keseharian. Biasanya bangun pagi sekarang tergeser oleh kemalasan oleh karena
itu waktu biologis akan kacau. Selain itu juga seseorang akan melewatkan waktu
untuk berolahraga padahal mungkin hanya seminggu sekali. Tak ada manfaatnya
untuk bermalas-malasan.
Ibarat kutub kompas yang memiliki
kutub-kutub magnet yakni positif dan negatif. Coba saja dekatkan kutub negatif
dengan negatif atau yang senama apa yang akan terjadi? Pasti akan saling tolak
menolak. Bisa juga pria dan wanita akan saling tarik menarik, coba kalau yang
sejenis mereka akan tolak menolak. Aliran listrik jika disambungkan melalui
kutub yang senama apa bisa terjadi aliran? Pastinya tidak. Begitu juga dengan
bosan dan malas kita ibaratkan saja bosan itu kutub negatif dan malas juga
kutub negatif. Analoginya jika hal negatif didekatkan dengan hal negatif bisa
menimbulkan hal positif, kok bisa? Begini saja jika suatu saat kita sedang
mengalami rasa malas dalam melakukan sesuatu, panggil saja rasa bosan untuk
mendekati rasa malas. Dekatkan mereka berdua layaknya kutub magnet yang senama,
pasti mereka akan saling menolak. Rasa bosan akan menolak rasa malas. Jika rasa
malas muncul masukkan ke dalam pikiran atau motivasi diri dengan ucapkan “Saya
sudah bosan dengan kemalasan !!!” hal ini satu cara untuk melawan hal negatif
dengan pertentangan dalam pikiran untuk tidak bermalas-malasan lagi karena
sudah terlalu sering malas sehingga muncul kebosanan. Bosanlah dengan kemalasan
yang sudah terlalu sering muncul dan coba alihkan dengan kegiatan positif lain.
Memang perlu pemaksaan untuk mengatasi hal tersebut. Permainan pikiran ini
sebenarnya pengalihan saja supaya meminimalisir keadaan malas dengan rasa bosan
tersebut.
Jika rasa malas mulai hinggap dalam
pohon pikiran katakan saja pada diri sendiri SAYA SUDAH BOSAN DENGAN KEMALASAN
!!! lihat reaksi apa yang terjadi pada diri anda, jika tidak ada perubahan
berarti mungkin saja anda belum bosan pada yang namanya kemalasan.
Sudah saatnya kita BOSAN DENGAN
KEMALASAN !!!
Bisakah analogi itu dibalik.... malas
dengan kebosanan.... cari tahu sendiri saja ya hehe.