Enjoy your life !!!





Minggu, 29 November 2015

Tuhan Senang Menggoda

Entah apa yang terjadi, godaan itu nyatanya datang juga dari Tuhan. Padahal biasanya setan yang menggoda setiap insan manusia. Setan pun setiap waktu akan berkeliaran memenuhi pikiran manusia dengan bujuk rayunya. Bisikan-bisikan haluspun dihembuskan untuk menyusup ke saraf-saraf berpikir supaya manusia terlena dengan tipu dayanya. Sudah menjadi kewajiban setan untuk terus menggoda umat manusia hingga batas penantian ajal masing-masing orang. Manusia akan dibuat terlena oleh bujuk rayu setan yang mungkin saja hanya memberikan kenikmatan sementara namun selebihnya berujung pada penyesalan pada akhirnya.

Manusia dibuai dengan rayuan yang sebenarnya menyesatkan setiap pribadi yang dengan mudahnya terpengaruh. Contoh sederhana saja, ada seseorang yang berjanji akan mengembalikan barang yang dipinjam dari orang lain pada waktu tertentu. Karena malas keluar rumah atau alasan apapun yang sengaja dibuat ia sengaja menunda bahkan membatalkan untuk mengembalikannya dan merasa bisa dilakukan pada hari yang lain. Dari kejadian ini saja orang tersebut sudah terkena bujuk rayu untuk tidak menepati janji. Contoh lain bisa juga adalah dalam hal menunda pekerjaan. Manusia sering terlena oleh kesempatan ini. Padahal seharusnya suatu hal bisa diselesaikan saat itu juga namun ia memilih untuk tidak mengerjakan pekerjaannya saat itu juga dan dalam benaknya bisa diselesaikan nanti saja atau bahkan saat deadline tiba. Nah peristiwa ini juga sering terjadi bukan di kehidupan kita?

Awalnya memang nikmat, tapi setelahnya akan terasa berat. Mengapa begini? Pekerjaan yang tertunda pastinya akan dikerjakan dengan terburu-buru jika tidak diperhitungkan jangka waktu pengerjaannya. Kalaupun selesai hasilnya tidak akan bisa maksimal. Yang rugi ya diri sendiri karena memberikan kenikmatan sementara hadir. Itu tadi baru beberapa contoh di kehidupan kita. Godaan setan ada dalam berbagai wujud. Dalam bentuk dan situasi apapun.  Soal ibadah setan hadir untuk melucuti semangat kita dalam ketaatan pada Tuhan. Belajar di sekolah setan menggoda dengan kemalasan, dalam keluarga setan hadir dalam perbedaan pendapat dari anggota keluarga yang jika tidak disatukan akan tercipta keributan, dalam ekonomi godaan terjadi dalam mencari rejeki yang halal atau haram. Pokoknya godaan setan hadir dalam segala aspek kehidupan selama dunia belum kiamat.

Lantas dimana letak kehadiran Tuhan dalam menggoda manusia? Daritadi yang dibahas hanya godaan setan. Ternyata yang peduli dan ingin dekat dengan kita tidak hanya setan saja. Tuhan pun juga demikian. Tuhan juga senang menggoda, bedanya menggoda manusia untuk menuju ke jalan kebaikan. Beda dengan setan yang sengaja menggoda untuk menyesatkan manusia ke jalan yang memyimpang. Tuhan senang kepada Hamba-Nya yang selalu dekat dengan-Nya. Kalaupun mulai menjauh Tuhan tidak ingin hamba-Nya terlalu jauh sehingga akan menariknya dengan cara yang diinginkan supaya Hamba-Nya tetap dalam kedekatannya. Sarana penariknya adalah dengan ujian yang diberikan agar manusia senantiasa ingat kepada Tuhan. Kalau begitu Tuhan yang terus menggoda seakan-akan mengejar-ngejar manusia dan Tuhan yang membutuhkan? Maksud disini bukan Tuhan yang butuh manusia tapi manusia yang mestinya butuh Tuhan dengan senantiasa mendekati sang Pencipta yang telah memberikan segala bentuk nikmat dan ujian.

Tuhan mungkin juga bisa cemburu jika manusia melalaikan-Nya dengan hal keduniawian. Padahal nikmat duniawi yang memberikan Tuhan mengapa masih melalaikan brsyukur. Jika begitu kan Tuhan dilupakan sekejap. Memang kadang nikmat yang tanpa disyukuri akan menjadi ujian juga bagi manusia. Ujian tersebut adalah bentuk godaan yang diberikan oleh Tuhan supaya manusia dapat ingat disaat mereka mulai jauh dari sang Khalik dan makin dekat jika mendapat nikmat.

Tuhan senang menggoda manusia itu juga dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan. Ada yang berbentuk kenikmatan atau rejeki ada juga yang berbentuk ujian. Kenikmatan yang diberikan misalnya kesehatan. Melalui kesehatan segala hal dapat dilakukan. Semua serba gratis kalau tubuh sehat. Mau kemana saja bisa, mau makan enak, mau bernafas gratis tanpa isi ulang. Tapi kalau manusia lalai dengan nikmat sehat tersebut maka kita akan diuji ganti dengan sakit. Sakit itu sebagai pengingat sehingga  dari hal yang mestinya gratis dinikmati menjadi harus dibayar demi kesembuhan penyakit yang di derita misalnya dengan periksa ke dokter pastinya butuh biaya. Sudah gratis mengapa masih tidak mau menjaga kesehatan. Coba kalau Tuhan perhitungan mau habis berapa biaya untuk setiap nikmat sehat yang dirasakan setiap hari. Tuhan itu Maha baik. Tugas manusia sebenarnya hanya menjaga kesehatannya saja tapi hal ini sering diingkari oleh manusia dan baru sadar kalau kesehatan mahal  setelah diingatkan dengan cobaan sakit. 

Dalam kebiasaan sehari-hari yang berhubungan dengan ibadah Tuhan pun menguji iman seseorang. Rajinkah seorang hamba beribadah? Maukah mereka berdoa? Mungkin itu tolok ukur Tuhan juga untuk menilai hambanya apa ia mau mendekati Sang Pencipta dengan tulus ikhlas. Mintalah maka akan Kuberi. Itu salah satu janji Tuhan. Lha wong disuruh minta saja tidak mau. Padahal tinggal beribadah minta lewat doa terus ditambah usaha. Manusia maunya pengen segala sesuatu terkabul. Tuhan itu selalu memberikan kebutuhan makhluk-Nya. Tapi manusia yang keterlaluan meminta berlebihan padahal mungkin itu tidak yang dibutuhkan. Setiap doa mungkin cepat terkabul tapi ada juga yang lama terkabul. Percaya saja Tuhan sebaik-baik perencana dan pemberi keputusan di waktu yang tepat. Selalu berpikir positif saja kepada Tuhan jika segala sesuatu tidak sesuai kehendak manusia maka anggap itu sebagai ujian bagi setiap manusia. Ujian itu sarana jembatan kedekatan manusia dengan Tuhan dan jangan malah dijadikan jembatan pemisah yang menjauhkan.

Mengenai rejeki Tuhan juga sering lho menggoda. Entah itu rejeki harta, rejeki anak,dan bentuk rejeki yang lain. Lewat rejeki Tuhan memberikan manusia ada yang berlimpah hartanya dan kekurangan harta. Tuhan goda lewat ujian kepada siapa saja entah yang kaya atau yang miskin. Bagi orang kaya akan digoda hartanya melalui ujian gaya hidup yang sejatinya kalau dituruti tak akan ada hentinya. Padahal dalam harta si Kaya ada hak dari si miskin. Dari situ Tuhan menguji apakah harta yang dipunya digunakan untuk sedekah atau diberikan kepada orang yang membutuhkan atau malah digunakan untuk memerkaya diri lagi. Itu ujiannya kalau diberikan untuk sedekah setidaknya sesorang masih ingat akan ciptaanNya yang membutuhkan. Itu tandanya ia mensyukuri nikmat untuk selalu dekat dengan Tuhan.  Sebaliknya kalau seseorang tidak bersyukur dan hanya mementingkan hartanya saja ia berarti dijauhkan dari Tuhan oleh setan yang ada dalam dirinya. Beda cerita dengan yang miskin. Jika ia beriman dan ingat kepada Tuhan, maka ia akan senantiasa mendekati-Nya dalam segala bentuk keadaan apapun. Ia akan terus berusaha mengharap ridho-Nya. Tapi jika iman orang ini tidak kuat ya godaan mana yang akan dipilih terserah. Mau tergoda oleh godaan Tuhan atau godaan setan. Tuhan itu juga akan senantiasa menggoda manusia melalui berbagai nikmat dan ujian. Jika mensyukuri nikmat maka akan ditambah nikmat tesebut, sebaliknya jika mengkufuri nikmat akan diberikan ujian. Memiliki anak yang rajin,sholeh atau sholehah itu pasti dambaan orang tua. Terkadang Tuhan juga memberikan ujian kepada orang tua dengan anaknya yang mungkin bandel, susah diatur, dan mungkin lain dari pada yang lain. Hal itu semata-mata Tuhan menguji iman manusia masih mau tidak mengingat TuhanNya dengan selalu mendekati disaat sedang mengalami ujian atau malah menjauh disaat hal yang diharapkan tidak tercapai atau terkabul.

Tuhan itu senang menggoda setan pun juga senang menggoda. Lebih baik tergoda oleh Tuhan daripada tergoda oleh setan. Jelas kalau tergoda dengan Tuhan maka manusia tidak akan pernah jauh atau menyimpang jalan hidupnya dibanding tergoda oleh setan yang jelas menyimpangkan jalan. Masih tidak mau mendekati Tuhan? Jangan buat Tuhan cemburu lho. Kalau sudah cemburu Tuhan akan berikan banyak ujian supaya kita kembali dekat dengannya.

Tuhan senang menggoda, manusia harus selalu dekat dengan Tuhan.
Dekat Tuhan maka segala kebaikan dan ketenangan hidup tercipta hidup jadi bahagia.

Minggu, 22 November 2015

Menciptakan Kemudahan Bukan Solusi ?


Pada zaman sekarang segala hal berlangsung dan berjalan dengan cepat. Segala arus informasi, komunikasi dan transportasi berjalan begitu cepatnya. Pada era sekarang yang terkenal dengan generasi elektronik atau gadget segala hal yang ingin dicari atau diketahui dapat di akses begitu cepatnya. Melalui tv misalnya segala bentuk informasi mudah didapatkan. Mau cari informasi tentang politik,pendidikan,sosial, agama, ada semua tinggal setel. Kalau ingin mencari info yang lebih spesifik lagi bisa gunakan internet melalui bantuan mbah google, semua info yang diminta akan dikabulkan. Seakan sudah menuhankan mbah google sebagai salah satu solusi. Tidak dipungkiri hal ini memang memberi kemudahan. Beda dengan zaman sebelum orang mengenal internet dan tv paling hebat informasi yang didapat hanya melalui surat kabar cetak, siaran radio, dan buku-buku usang.

Kemudahan di era sekarang memang berdampak pada cepatnya akses informasi.

Lantas apakah kemudahan ini menyiptakan generasi anak yang mandiri di zaman sekarang?

Menurut pendapat saya pribadi generasi sekarang khususnya anak-anak yang belum dewasa menggunakan teknologi cenderung menyalahgunakan fasilitas yang diberikan. Anak sekarang cenderung lebih malas dalam melalui proses berpikir. Segalanya ingin didapat dengan mudah, segalanya ingin instant. Membuat mie instant saja juga butuh proses. Anak sekarang kebanyakan tidak mau ribet dan lebih memikirkan hasil. Prosesnya tidak mau dilalui.

Sebagai contoh nyata saja berdasarkan apa yang saya amati selama saya berkecimpung di dunia pendidikan. Anak-anak sd sekarang minta ampun minat bacanya sangat kurang sekali dibandingkan zaman saya yang belum mengenal gadget minat baca pada era saya lebih baik jelas sekali soalnya sumber utama belajar ya hanya dari buku. Beda dengan zaman sekarang seolah buku bukan prioritas lagi. Hal ini bisa saja disebabkan era gadget yang makin menjajah dan merampok hati mereka. Mereka lebih senang menyelesaikan suatu soal dalam pelajaran dengan bantuan si mbah google dibandingkan menyari dari buku pelajarannya. Nah cara instan inilah yang dipakai anak untuk menemukan solusi. Bukan berarti melarang,tapi lama kelamaan sikap manja dan tidak adanya kemandirian nantinya akan terpupuk terus menerus hingga pohon kemalasan tumbuh dengan subur.

Beda lho dengan anak yang berusaha menyari jawaban dengan kegiatan membaca buku terlebih dahulu tanpa dengan sigapnya membuka internet yang otomatis jawaban pasti tersedia. Anak yang mendapat iawaban lewat buku ini telah melalui proses berpikir yang lebih dibanding anak yang dengan usaha jalan cepat melalui internet. Anak yang membaca harus memahami dulu apa isi bacaan dari buku tersebut baru menemukan jawaban yang benar. Masih ada proses dimana anak harus berpikir, beda dengan hasil menyari dari internet yang serta merta informasi dicerna mentah begitu saja. Walaupun nanti sama hasil yang diperoleh anak tersebut jawabannya sama. Kalau dilihat hasil yang didapat sama,tapi proses mereka berbeda. Hal ini nanti akan memengaruhi kehidupan mereka kelak di masa datang. Anak yang mau berproses lebih akan memiliki kemandirian yang lebih kuat dibanding anak yang memilih jalan instant tanpa proses yang tidak sulit.

Saya memiliki pendapat bahwa kemudahan di zaman sekarang memang banyak sekali manfaatnya tapi juga banyak hal kurang pas yang terjadi. Bagi saya kemudahan bukan solusi khususnya untuk anak-anak sekarang mungkin sudah diberi kemudahan dalam mengakses informasi lewat gadget yang canggih. Mau cari apa saja serba mudah. Terlebih anak sekolah ingin tahu suatu informasi tinggal memencet tombol keypad pada layar hp dan dikabulkan oleh eyang google atau kalau mereka lebih malas lagi tinggal diucapkan dengan google voice suara yang terdengar akan dideteksi oleh perangkat canggih ini. Cling abrakadabra info yang diminta langsung terpampang dalam hitungan detik. Kemudahan ini seakan berdampak pada makin tingginya tingkat ketergantungan,kemalasan dan kemandirian dalam menyari suatu informasi. Mungkin sudah tertanam kuat dalam hati kalimat kalau ada yang mudah kenapa harus memersulit. Yang jadi boomerang nanti ketika eyang google sudah tidak bisa membantu, bagaimana jadinya.

Sudah kadung ketergantungan,mau cari solusi darimana tanpa eyang google. Anak sekarang dididik dengan kemudahan dibandingkan orang dulu. Mungkin orang tua beranggapan jangan sampai anak saya hidup sulit seperti orang tuanya. Hal itu wajar saja karena pasti orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Tapi anggapan saya entah benar atau salah anak yang dididik dengan kemudahan terus kelak di kemudian hari akan memiliki karakter mudah menyerah jika mengalami hal sulit yang tidak bisa diatasi.

Saya bersyukur terlahir di era  dimana masih bisa merasakan modernisasi ini segala akses cepat. Tapi memang rasanya saya juga terkena imbas menjadi pribadi yang manja dan kurang mandiri juga. Banyak  proses yang dilalui dengan perjuangan yang kurang greget dibanding proses yang semestinya saya jalani. Proses yang lebih sulit sekiranya lebih mampu membentuk seseorang menjadi pribadi yang menghadapi masalah dengan banyak solusi. Saya juga setuju dengan pendapat banyak orang yang sudah menuliskan artikel terkait kemudahan itu bukan solusi. Kemudahan itu sebenarnya salah satu cara saja dalam menemukan solusi tapi bukan satu-satunya solusi. Masih banyak proses yang mesti dijalani.

Kemudahan yang didapat anak sekarang bisa menjadi boomerang bagi anak juga bagi orang yang memberikan kemudahan dalam hal ini adalah orang tua. Boleh saja orang tua memberikan segala bentuk kemudahan kepada anak tapi harus bijak dalam mengawasi dan memberikan batasan supaya anak tetap dididik menjadi pribadi yang kuat dan mandiri serta tidak manja dalam melalui proses kehidupan. Kalau untuk masa anak mungkin belum terasa. Tapi nanti setelah dewasa dikhawatirkan anak kurang mampu untuk memecahkan masalah kehidupan yang begitu banyaknya dengan beragam solusi. Jadi mendidik anak sekarang jangan serta merta selalu diberi dengan kemudahan. Kalo semuanya serba mudah anak akan mudah menyepelekan suatu hal. Lha nanti kalo sudah dewasa misalnya menemui suatu masalah dan kurang siap dalam menyelesaikannya bisa stres kan. Maka dari itu beri ruang kesulitan juga untuk anak untuk berjuang dan berproses tanpa campur tangan orang tua. Anak di didik untuk memiliki tanggung jawab menyelesaikan masalahnya sendiri. Jangan segala sesuatu dituruti dengan mudah nanti bias menimbulkan generasi manja yang selalu ketergantungan dengan kemudahan. bukankan kemudahan itu solusi? Solusi dari proses panjang akan lebih dapat dirasakan. Memberikan kemudahan itu bukan solusi cerdas. Kemudahan tanpa proses bukan solusi yang baik. Solusi yang bijak adalah kemudahan yang disertai proses. Mendidik anak dengan kemudahan saja itu bukan solusi? 

Mari berproses!!! 

Minggu, 15 November 2015

KURINDU DIRIKU MASA ITU

Pernah tidak merasakan rindu akan hal lalu yang begitu indah? Merindukan masa dimana seseorang sebebas-bebasnya melakukan hal apapun tanpa disertai rasa cemas atau mudah bersalah. Masa ketika sikap polos masih dimiliki tanpa panjang pikir tingkah yang dilakukan itu benar atau salah. Ya masa itu adalah masa ketika masih memasuki  sekolah dasar atau lebih kita kenal sebagai masa anak-anak. Masa dimana hati bersuka ria melakukan segala hal apapun bersama kawan tanpa pandang bulu,tanpa disertai rasa pilih kasih dalam berteman, tanpa ada embel-embel apapun dalam berinteraksi dengan semua orang. Semua mengalir apa adanya tanpa maksud tertentu dengan suatu alasan. Alasan inilah yang mendasari saya untuk menuliskan kerinduan saya pada kenangan indah masa sd ini.

Kehidupan saya yang sekarang memang banyak yang berbeda bahkan saya kadang merasa bosan sehingga terkadang saya merindukan masa kecil saya. Masa dimana saya bertindak semaunya dan tertawa lepas. Lain halnya dengan kehidupan masa sekarang,kehidupan saya yang telah terkontaminasi dengan polusi di dunia fana yang saya tinggali hampir seperempat abad. Sudah bertahun-tahun polusi yang saya hirup dan mengendap keras setelah kehidupan polos saya di masa sd tercemari.  Polusi dari berbagai lingkungan inilah yang mengharuskan saya untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Tanpa filter yang kuat. Mungkin saya akan lebih terpapar radiasi penyimpangan moral yang lebih jauh atau bahkan masuk ke palung kenistaan yang lebih dalam. Ah kali ini saya benar-benar rindu akan masa kecil saya. Sudah mulai banyak beban yang ada di pikiran saya,sudah mulai muncul lebih banyak kerutan di dahi,sudah lebih banyak tuntutan yang menggerogoti isi otak ini. Sudah banyak hal tertunda yang belum juga diselesaikan. Sudah menumpuk penat sepenat penatnya. Hal yang bisa dilakukan apa? Ya hanya bisa menjalani saja sebaik-baiknya dan berusaha menikmati setiap proses. Cara bersyukurnya ya dengan menitipkan rasa rindu pada sifat kekanakan yang lama hilang dengan mengenang lagi atau setidaknya memunculkan sifat kekanakan itu lagi pada masa kini.

Sepertinya memang perlu sifat kekanakan dipanggil lagi untuk sekedar mengendorkan urat saraf yang mulai kencang,tegang bahkan membentuk kesemrawutan jalan berpikir. Perlunya sifat kanak-kanak ini dimaksudkan supaya kita tidak melulu serius dalam menjalani hidup. Senangkan pikiranmu dengan sifak kekanakanmu. Anggap saja sebagai obat awet muda alami . Berikan waktu bagi si kekanakan dalam diri untuk muncul kembali setelah terpendam berpuluh tahun lamanya.Biarkan ia mengembara lagi untuk sekedar mengurai kemacetan jalan berpikir atau sarana untuk kita supaya lebih bersyukur dalam menikmati hidup. Tak usah malu, toh itu sifat bawaan yang masih dimiliki walaupun sudah lama terkubur.  Dari keadaan inilah saya ingin menyeritakan kenangan masa kecil saya yang memang saya rindukan kembali.

Masa Sekolah Dasar

Masa dimana saya bertindak sebebasnya tapi tetap dalam batasan. Batasan ini adalah peraturan dari orang tua saya yang sengaja mendidik dengan disiplin dan kemandirian. Ini dimaksudkan mungkin karena saya adalah anak pertama dan salah satu bentuk uji coba dimana sebagai anak pertama adalah sebagai dasar untuk mendidik anak-anak orang tua saya berikutnya. Pada masa sd ini saya merasa tidak ada kekangan dari hati dan perasaan sendiri. Tidak ada konflik yang membuat ribet suatu urusan. Semua hal yang saya lakukan berjalan begitu adanya mengalir tanpa sebab dan akibat. Pikiran terasa enteng tanpa ada konflik batin dalam mengambil suatu keputusan. Pada masa ini saya adalah sosok periang,berteman dengan siapa saja tanpa pandang umur. Semua orang entah yang lebih kecil, seumuran, atau bahkan jauh lebih tua saya akrabi. Terasa tidak ada dinding pembatas yang menjulang tinggi. Saya bebas bergaul dengan siapa saja. Malah pada saat itu saya bergaul dengan teman yang lebih tua entah itu teman klub bola di kampung saya yang rata rata anak smp ke atas bahkan ada juga yang sudah mahasiswa. Rasanya gembira sekali bergumul dengan mereka tanpa ada rasa malu atau minder sekalipun karena saat itu belum kenal dengan namanya malu atau minder. Semua dianggap sama sebagai teman sebaya.

Pada masa ini juga pergaulan saya sangat luas walau saya masih anak sd tapi segala kalangan saya akrabi. Saat itu mungkin urat malu atau urat minder saya belum tumbuh,haha. Saat sd pun saya juga tidak pilih-pilih teman baik itu laki atau perempuan. Saya masih menjadi pribadi yang pemberani,setia kawan,solidaritas dan kebersamaan dengan teman masih terjaga. Hal itu semua terjadi saat sifat polos ini belum mengalami globalisasi dan pengikisan karakter. Ketika masa polos ini setiap keputusan saya ambil secara cepat tanpa banyak pikir panjang,pikiran masih terasa jernih sehingga cepat dalam mengambil setiap keputusan. Dilihat dari interaksi pergaulan pun terbilang sangat luas,saat itu daya jelajah saya terbilang tinggi. Setiap bertemu orang baru terasa mudah sekali akrab dan memeroleh kawan baru terbilang mudah. Di manapun saya bermain setidaknya mudah menjalin komunikasi dengan orang lain dengan jurus sksd (sok kenal sok deket).

Rindu rasanya saya dengan sifat mudah akrab ini yang sekarang sudah sulit saya lakukan. Mungkin ilmunya sudah hilang tergerus waktu karena lama tidak saya asah. Selain dibilang masih supel dan memiliki pergaulan luas dulunya, makanya saya memiliki banyak kegiatan  yang dapat menyalurkan hobi terutama dalam hal olahraga. Melalui hobi ini ruang gerak saya tak terbatas. Hampir semua olahraga saya lalui kecuali renang..haha,,,entah kenapa saya kurang tertarik dengan olahraga air ini sehingga tak pernah saya selami sampai sekarang. Intinya sebenarnya dalam cerita ini saya ingin berbagi bahwa pada masa sekarang ini saya merindukan kepribadian saya yang dulunya supel, tak pandang teman, mudah bergaul, banyak kegiatan dalam pengembangan diri, easy going kalau kata orang sekarang,berpikir cepat dalam mengambil keputusan,mudah bersosialisasi dengan siapapun,menjadi pribadi yang sederhana dan gak ribet, tidak jaim,selalu mau menyoba hal baru tanpa penuh pertimbangan. Sekiranya masih banyak kepribadian pada masa anak-anak dalam diri saya yang ingin saya munculkan kembali, walau dalam hal ini memiliki konteks yang berbeda yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang.

Banyak hal yang telah hilang dari diri saya yang sekiranya saya  merasa nyaman dan benar-benar menjadi diri saya sendiri. Sifat pada masa itu saya rasakan menjadi saya yang sebenarnya. Tapi seiring berjalannya waktu kepribadian itu justru makin lama tergerus hilang malah menjadi sifat yang kadang berkebalikan dari sifat saya yang dulu. Saya mulai merasakan urat malu dan minder saya tumbuh dengan cepat ketika memasuki masa smp. Entah kenapa hal itu terjadi. Saya juga mulai membatasi diri dari pergaulan tidak seperti masa sd yang mau main kemanapun terserah. Mungkin faktor lingkungan yang membentuk seperti itu atau bahkan saya terintimidasi oleh sisi lain dari diri saya sendiri.

Memasuki sma saya juga mulai menjadi orang yang banyak pertimbangan dalam memilih teman, bergaul,bahkan dalam mengambil suatu keputusan. Pergaulan tetap berjalan seperti biasa namun sifatnya terbatas saja. Tidak banyak teman dekat. Pada saat ini pula semacam sifat introverts saya mulai tumbuh juga selain kumis dan jenggot yang mulai malu-malu untuk menampakkan diri. Jadi saya mulai membatasi diri dari dunia luar. Padahal sebenarnya yang saya rasakan berbeda. Hati berkata lain tapi tindakan saya menolak untuk keluar dari kotak pengekang ini. Timbul konflik akhirnya di dalam pikiran yang membuat hidup saya tidak seenjoy dulu ketika masa sd. Saya menjadi pribadi yang banyak perhitungan dan penuh pertimbangan memikirkan baik dan buruknya suatu tindakan.

Masa itu juga masih sama berlanjut sampai sekarang hanya saja saya sekarang lebih dapat mengontrol itu semua. Walau banyak pergolakan dalam hati dan jwa setidaknya melalui cara bersyukur atas segala tempaan yang mendewasakan saya sampai saat ini, saya menyoba kembali untuk terbuka dengan dunia luar,apa kata hati saya turuti walau terkadang gejolak jiwa masih menggelora. Kepribadian di masa sd itulah yang sekiranya menjadikan diri saya seutuhnya. Namun apa daya bertahun-tahun lamanya kepribadian itu telah terpapar radiasi dan polusi akhirnya  tercemar dan malah terkubur dalam hati dan jiwa yang kadang bergejolak ini.  Sebagai penutup tulisan ini saya ingin sedikit bersajak ria lewat curahan hati ini. Hehe, jangan kau kubur sifat kekanakanmu !!!

                Kurindu diriku
Hei diriku yang dulu kemarilah
Kembali lagi pada diriku walau tak bisa seutuhnya kau kembali
Rinduku padamu ingin kunikmati lagi
Ingin kucumbu dirimu dalam umurku yang hampir seperempat abad ini
Walau banyak sifat yang bertolak belakang
Setidaknya kita masih bisa menjalin persahabatan dan cinta
Untuk diriku sendiri dari masa dulu hingga sekarang
Ku tunggu kehadiranmu supaya aku awet muda lewat sifat kekanakan masa itu
Kurindu diriku yang dulu !!!!

Minggu, 08 November 2015

TIPE-TIPE SISWA DI KELAS


Belajar di kelas tidak lepas dengan interaksi antara guru dan siswa. Banyak kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar ini. Setiap hari saja pasti akan ada pengalaman unik dan berbeda yang akan dialami guru dan siswa. Layaknya siang dan malam,matahari dan bulan, pria dan wanita, nah sedangkan jika di kelas jug harus ada guru dan siswa yang mendukung satu sama lain. Bisa apa coba guru tanpa siswa atau siswa tanpa guru. Nah di tempat inilah “kelas” guru dan siswa selalu bercengkerama berbagi hal-hal yang sekiranya bermanfaat. Guru belajar dari siswa terkait bagaimana mengoptimalkan potensi dari masing-masing individu untuk melesatkan mereka sejauh yang mereka bisa. Siswa belajar dari guru terkait ilmu pengetahuan dan bagaimana berinteraksi dengan orang yang dijadikan teladannya. Harus ada titik keseimbangan antara guru dan siswa supaya terjadi hubungan harmonis antara guru dan siswa.

Tak kenal maka tak sayang, kalimat tersebut memang sangat bermakna dalam. Jika guru tak mengenali siswanya bisa dikatakan guru tersebut juga tak sayang sepenuhnya. Tak kenal disini yang dimaksud adalah tidak mengenali bagaimana karakter masing-masing siswa. Guru yang kurang berusaha mengenali siswanya akan susah untuk melakukan pendekatan terhadap siswa apabila suatu saat terjadi masalah. Memang ada masalah di kelas? jawabannya banyak. Saya sering bermasalah dengan siswa tapi bukannya cari masalah lho ya. Masalah ini sebenarnya timbul akibat kurang kenal dan sayangnya saya terhadap siswa saya sendiri.hehe... Maka dari itu saya ingin menyeritakan mengenai tipe-tipe siswa yang saya jumpai selama saya mengajar sampai saat ini. Kita tahu bahwa setiap individu dilahirkan dengan potensi berbeda dan memiliki keunikan tersendiri. Karakter berbeda inilah menjadi tantangan bagi guru untuk menyari win solution bagaimana menciptakan kelas yang hebat dengan memberdayakan banyak potensi dari masing-masing siswa.

Berdasarkan apa yang saya lihat,amati,jalani,rasakan ingin rasanya saya mengenal siswa saya lebih dalam sehingga tulisan ini lahir begitu adanya. Berikut ini beberapa tipe siswa di kelas yang pastinya sangat beragam dan unik untuk kita dalami.

1.      CEREWET
Siswa tipe ini adalah siswa yang memang terkenal di kelas banyak bicara. Banyak hal yang diluar kegiatan belajar dibicarakan. Pasti setiap kelas ada saja individu unik ini. Tipe ini suka menjadi dominan dibanding teman yang lain. Ada saja hal yang menjadi bahan pembicaraan selama di kelas. tipe ini juga sering mengadu atau mengeluh jika ada suatu masalah yang dihadapi. Potensi siswa bertipe ini bisa dioptimalkan dalam kegiatan kelompok misalnya menjadi juru bicara dalam presentasi kelompok dan kegiatan yang lain yang membutuhkan seorang pengatur atau pemimpin dalam kelompok.

2.      PENDIAM
Tipe ini adalah kebalikan dari tipe cerewet sifatnya bertolakbelakang bagai minyak dan air. Biasanya tipe seperti ini bicaranya irit sekali dan malu-malu kucing. Biasanya siswa ini adalah tipe pemikir. Setiap hal yang akan diungkapkan dipikirkan dulu. Saking lamanya berpikir tidak berani bicara,haha. Siswa ini biasanya memberikan ide-ide brilian tapi kurang berani mengungkapkan.

3.      BERPIKIR KRITIS
Siswa seperti ini adalah siswa yang banyak tanya. Bukan berarti mereka tidak bisa atau kurang mengerti tapi dia ingin mengetahui lebih jauh atau menyari kebenaran dari informasi yang didapat. Jadi tidak serta merta siswa yang begini menelan mentah setiap informasi. Setiap ada informasi yang disampaikan kurang tepat oleh guru maka ia akan mengajukan pertanyaan. Ia akan puas jika memang informasi yang diberikan benar adanya.

4.      ACUH TAK ACUH
Ada saja di setiap kelas tipe seperti ini. Ada saja di setiap momen atau waktu tertentu siswa seperti ini tidak akan memerhatikan pelajaran. Mungkin bosan,kurang dapat perhatian khusus, atau bahkan memang sengaja mengacuhkan pembelajaran yang sedang berlangsung. Tipe seperti ini ketika sudah mengalami kejenuhan akan melakukan hal lain yang dirasa lebih mengasyikan.

5.      TUKANG TANYA
Mirip-mirip dengan tipe berpikir kritis yang sering bertanya saat pelajaran. Bedanya tukang tanya ini selalu menanyakan hal-hal yang terlalu menyimpang dari materi yang diajarkan atau bahkan bermaksud untuk menyari perhatian guru dan siswa lain dengan pertanyaan nyleneh. Siswa seperti ini terkenal humoris tapi juga terkadang menjengkelkan. Pertanyaan yang diajukan padahal sebelumnya sudah dijelaskan berulang namun siswa seperti ini masih belum percaya atau kurang percaya diri dalam menjawab soal misalnya. Pasti akan selalu bertanya apakah jawabannya seperti ini?

6.      PEMERHATI/SERIUS
Siswa ini adalah siswa yang banyak diharapkan oleh guru. Tapi tidak mungkin siswa dalam kelas akan bertipe seperti ini. Tidak ada tantangan atau keberagaman dan pasti akan sangat menjemukan jika semua siswa bertipe seperti ini. Siswa tipe ini akan selalu memerhatikan setiap penjelasan guru dan bisa jadi ia berpikir akan merugi jika sampai tidak memerhatikan. Tipe siswa ini memang lebih mudah diatur dan diajak bekerjasama dalam belajar. Biasanya siswa ini adalah siswa yang lebih menonjol di bidang akademik.

7.      USIL/ BIKIN ULAH
Ada saja tingkah polah yang dilakukan siswa ini. Sering guru menjadi naik pitam oleh tipe siswa ini. Anak ini terkenal energik, gesit,lincah. Saking usilnya anak ini sering bermasalah atau membuat masalah dengan temannya. Guru yang menghadapi anaka seperti ini mesti ekstra kuota sabar. Anak ini banyak menyalurkan keinginannya diluar kendali. Sering mengerjai temannya atau bahkan menyari tantangan untuk dirinya sendiri dengan kegiatan yang menyimpang semisal bercanda dengan temannya sampai kebablasan dan berujung perkelahian. Tipe seperti ini kebanyakan adalah siswa yang kurang memeroleh perhatian.

Nah itu tadi beberapa tipe-tipe siswa yang baru saya kenali,sebenarnya masih banyak sekali tipe-tipe yang lain yang belum saya kenali lagi.haha dan keragaman inilah yang membuat kelas menjadi lebih hidup. tantangan ke depan pastinya akan lebih menarik. Sebagai guru pastinya akan banyak pengalaman unik terkait tipe-tipe siswa yang beragam ini. Indonesia saja Bhinneka Tunggal Ika, jelas saja beragam karakter unik anak yang mesti dikenali. Guru harus mau menjadi orang tua yang mengayomi setiap siswanya. Menyayangi mereka dengan mengenali sifatnya. Melejitkan setiap harapan, asa dan cita-citanya. Hormati setiap perbedaan individu yang memiliki potensi beragam ini. Ciptakan karakter kuat dalam diri siswa dengan pengarahan dan penanaman budi pekerti. Sebagai pelayan dari penerus generasi emas bangsa tugas guru adalah mengarahkan siswa untuk berusaha menghargai setiap individu dengan penanaman dan pembentukan karakter melalui kegiatan positif.

Minggu, 01 November 2015

MENULIS ITU SALAH SATU BENTUK KEBAHAGIAAN


Menulis adalah salah satu dari empat kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia selain mendengarkan, berbicara dan membaca. Pada tulisan sebelumnya saya ungkapkan hal mengenai kemampuan membaca. Nah untuk kali ini saya akan berbagi mengenai teman dari membaca yakni menulis berdasarkan apa yang saya tahu. Menulis merupakan mencurahkan suatu bentuk pemikiran kedalam bentuk tulisan. Mudahkah kita menuliskan sesuatu? Hal itu sebenarnya tergantung dari si pelaku. Kalau prinsip saya sebagai pemula tulis saja apa yang dalam pikiran tanpa perlu banyak pertimbangan atau alasan ini itu dan lebih penting memproduksi satu tulisan utuh daripada tidak sama sekali. Yang terpikirkan yang tertuliskan. Kemampuan dasar dalam menulis tidak serta merta hadir begitu saja. Perlu banyak latihan dan kesediaan untuk rela berkorban. Salah satunya dengan rajin membaca berbagai macam bacaan. Kegiatan membaca saling mendukung dengan kegiatan menulis. Semakin banyak membaca buku dari berbagai macam jenis maka akan semakin banyak wawasan bahkan ide yang bisa dituangkan kembali menjadi bentuk tulisan. Bagaimana bisa menulis dengan baik kalau membaca saja susah ditambah malas ujungnya buntu mau mencurahkan apa. Sebenarnya sederhananya bisa melatih kegiatan menulis dengan tulisan ringan tentang kehidupan pribadi, membuat pantun atau puisi. Awal menulis diawali dulu dengan tulisan ringan dan terpenting konsisten dan disiplin dalam menulis. Tulisan ini saya buat juga sebenarnya melatih kedisiplinan saya untuk tetap konsisten menulis minimal seminggu sekali.hehe.... Alasan saya supaya tidak menumbuhkan akar malas kembali.

Membaca dan menulis adalah satu paket kegiatan. Menulis tanpa membaca juga tidak akan meningkatkan banyak ide tulisan dan sudut pandang yang beragam. Begitu juga dengan membaca tanpa menulis,tidak tersalurkan ide-ide yang seyogyanya bisa dibagi kepada orang lain akan menghambat keran pemikiran yang harusnya dialirkan dalam bentuk tulisan supaya ada banyak manfaat entah itu ilmu atau informasi dari bacaan yang dinikmati dari buku bacaan yang dibaca. Bukanlah lebih enak berbagi (sodaqoh ilmu) daripada disimpan sendiri dan bisa menjadi sarana sharing tentang berbagai hal. Tuangkan saja berbagai bentuk pemikiran ke dalam tulisan agar tidak memenuhi otak. Kalau hanya ditumpuk saja hanya akan menjadi beban yang tak tersalurkan atau sesuatu yang bermanfaat tetapi menguap begitu saja.

Menulis memang diawal terasa berat. Mau menulis saja bingung. Masalahnya belum terbiasa dan juga belum menjadi kebutuhan. Ini yang juga masih saya alami. Sesuatu memang selalu berat diawal. Banyak sekali godaannya mulai dari rasa malas lalu buat apa menulis toh tidak ada yang baca atau mengapresiasi. Tak perlu merisaukan hal itu. Bagi saya sudah tulis saja apa yang menjadi keinginan hati dan pikiran dari hal-hal sederhana sehingga berbuah satu tulisan. Hal lain ada sarana untuk menyalurkan pemikiran yang harus dimuntahkan sehingga tidak ada ganjalan dalam diri sendiri. Tidak ada salahnya menuliskan apa yang dipikirkan daripada hanya update status di sosial media saja hitung-hitung juga melatih otak untuk senam imajinasi. Langkah awal, menulis saja tanpa perlu merisaukan tata bahasa atau susunan kalimat yang masih berantakan. Nanti lama-lama hal itu bisa diatasi dengan kebiasaan dan kekonsistenan dalam menulis. Bahasa tulis lambat laun akan tertata baik seiring dengan makin seringnya menulis. Tapi perlu diingat juga jangan pernah untuk melupakan kegiatan membaca. Hal ini sebagai acuan juga dalam menambah referensi gaya bahasa dalam menulis. Beragam manfaat dari menulis pasti akan dirasakan kalau benar-benar diniatkan. Saya juga masih belajar menyoba untuk minimal membuat satu tulisan setiap minggunya. Saya ingin belajar konsisten terhadap komitmen yang saya buat sendiri. Saya tidak ingin mengingkarinya. Makanya saya menuliskan hal ini. Saya tidak ingin merajut kembali benang ruwet di otak saya. Saya tidak mau menumpulkan pikiran dari rasa malas yang mendera. Perlu rasanya memberikan otak wahana rekreasi yang dicurahkan dalam bentuk tulisan supaya senantiasa pemikiran menjadi terbuka dan selalu fresh.

Menulis itu membuat bahagia.
Menulis itu menyehatkan jiwa.
Menulis itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Menulis itu membuat hidup.
Menulis itu menyenangkan.
Menulis itu menenangkan.
Menulis itu kebutuhan.
Menulis itu obat.
Menulis itu menjadikan yang sulit menjadi mudah.
Menulis itu pelepas penat.
Menulis itu ladang rejeki.
Menulis itu sarana berbagi.
Menulis itu pengingat diri.
Menulis itu sarana bersosialisasi.
Menulis itu lampu kehidupan.
Menulis itu menyeimbangkan.
Menulis itu .......

Ah rasanya masih banyak sekali manfaat dari menulis yang jika dijabarkan tak berujung. Banyak sekali manfaat dari menulis yang bisa dirasakan. Yakinlah hidupmu akan bahagia dengan menulis. Yakinlah hidupmu akan menyenangkan dengan menulis. Yakini saja apa yang menjadi keyakinan hatimu. Lewat tulisan kita bisa berbagi dengan sesama bahkan sampai cucu-cucu kita kelak masih bisa menikmati tulisan kita walau kehadiran kita di muka bumi sudah tiada.

MENULIS MEMBUAT BAHAGIA,MENULIS MEMBUAT JIWAMU MUDA
BERBAGI SEBAGAI PENGINGAT DIRI